TEMPO.CO, Surakarta - Relawan pegiat pariwisata di Surakarta ingin menjadikan Jembatan Jurug sebagai ikon baru pariwisata. Seorang relawan, Bambang Nugroho, mengatakan Jembatan Jurug yang melintang di atas Sungai Bengawan Solo punya pemandangan yang cukup bagus.
"Untuk berfoto, bagus latar belakangnya sungai atau kawasan Jurug," kata Bambang, Ahad, 10 Agustus 2014. Agar lebih menarik, para relawan ingin mengecat Jembatan Jurug dengan warna merah muda atau jambon dalam bahasa Jawa. Sehingga kelak bisa diberi nama JJJ atau Jembatan Jambon Jurug.
Sebagai permulaan, Bambang dan para relawan bersama-sama memasang foto profil dan foto selfie mereka dengan latar Jembatan Jurug. Foto tersebut ditampilkan di akun Facebook atau di media sosial lainnya. "Memang belum dicat. Karena idenya juga baru muncul Kamis kemarin. Untuk mengecat juga butuh izin dari Balai Besar Bengawan Solo," ucapnya. Bambang mengaku sengaja memasang foto Jembatan Jurug yang seolah-olah sudah dicat merah muda, agar masyarakat tahu nantinya hasilnya seperti apa.
Relawan lainnya, Bambang Mintosih mengatakan relawan pegiat pariwisata yang dibentuk Kamis lalu adalah paguyuban dari berbagai lintas pemangku kepentingan yang mewakili individu. Menurutnya tidak ada struktur pengurus, nama, ataupun panitia. "Baru kami bentuk secara temporer saat ada kegiatan," katanya.
Mereka yang tergabung dalam relawan berasal dari pegiat perhotelan dan restoran, biro wisata, seniman, budayawan, praktisi wisata, desainer, dan masyarakat umum. Kegiatannya seperti diskusi dan mewujudkan hasil diskusi dalam tindakan nyata. Salah satunya rencana membuat ikon wisata Jembatan Jambon Jurug.
Salah seorang penggagas relawan pegiat pariwisata, Yayok Arioseno, mengatakan pemunculan ikon baru pariwisata agar tidak terpaku pada ikon yang selama ini ada. "Harapannya bisa lebih variatif. Tidak hanya keraton, Pasar Klewer, dan Pasar Gede," katanya.
Dia menilai Jembatan Jurug potensial menjadi ikon baru wisata, paling tidak sebagai ajang masyarakat berfoto. Di situ juga terdapat Taman Satwa Taru Jurug dan Taman Ronggowarsito di bantaran Sungai Bengawan Solo.
Jembatan Jurug sisi paling utara selama ini hanya dilewati kendaraan roda dua dan sepeda. Saat air Sungai Bengawan Solo sedang tinggi, biasanya masyarakat yang melintas berhenti sejenak untuk melihat derasnya arus. Jembatan tersebut menghubungkan Surakarta dengan Karanganyar.
UKKY PRIMARTANTYO
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi Angkat Hendropriyono sebagai Penasihat
Ini Penyebab Muncul Fenomena Jilboobs
Ical Tak Akan Maju Lagi Jadi Ketum Golkar