TEMPO.CO, Malang - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) menurunkan tim untuk memantau pergerakan para pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and al-Sham/ISIS). Mereka juga mengawasi dan mengidentifikasi para pendukung yang tergabung dalam Ansharul Khilafah.
"Jumlah pendukung di Malang masih kecil," kata Wakil Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Satkornas) Banser Mujib Sadzili, Senin, 11 Agustus 2014. (Baca: Pasukan AS Gempur Pertahanan ISIS di Irak)
Anggota Banser, tutur dia, memiliki peran strategis karena berada di antara masyarakat. Jadi, mereka lebih mengetahui dan memahami kondisi di lapangan. Hasil informasi di lapangan akan diolah dan disampaikan kepada aparat kepolisian.
"Kami berkoordinasi dengan polisi, terutama jika ada gejolak," ujarnya. Namun Banser tak melakukan gerakan represif dan berhadapan dengan pendukung ISIS di lapangan. Selain itu, mereka juga berhati-hati dan tak gegabah sesuai dengan arahan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Ahmad Hasyim Muzadi meminta pendukung ISIS tak dimusuhi, tapi harus dijauhi. Sebab, jika terjadi bentrok, mereka akan membawa teman dari negara lain untuk membuat konflik di Indonesia. "Jangan dimusuhi atau dilawan," katanya. (Baca: ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya)
EKO WIDIANTO
Terpopuler
Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya
Khotbah Jumat Pro-ISIS, Turunkan Khatib dari Mimbar
Freedom Institute Akan Pindah, Bukan Mau Tutup