TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Freedom Institute berencana meniadakan acara penghargaan tahunan Bakrie Award tahun 2014. Direktur Eksekutif Freedom Institute Rizal Mallarangeng mengatakan itu terkait situasi politik Indonesia yang belum kondusif.
“Karena sekarang ini momennya berdekatan dengan rangkaian pemilihan presiden,” ujar dia kepada Tempo, Ahad, 10 Agustus 2014. (Baca: SBY Dapat Penghargaan, Franz Magnis Protes)
Rizal mengatakan Bakrie Award merupakan acara rutin tahunan yang puncaknya digelar setiap 14 Agustus 2014. Namun, situasi politik ini membuat pelaksanaan itu kemungkinan besar akan ditiadakan tahun ini. Dia merasa khawatir acara penghargaan itu akan dikaitkan dengan motif politik oleh sejumlah pihak.
Dia mengatakan saat ini Mahkamah Konstitusi masih menggelar sidang sengketa hasil pilpres 2014 lalu. Situasi ini disebutnya belum kondusif karena sebagian besar biaya operasional Freedom Institute ditanggung oleh Aburizal Bakrie. Ketua Umum Partai Golkar itu pun terlibat langsung dalam persidangan MK karena mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
Saat persidangan MK selesai, dia memperkirakan proses politik masih akan terus menghangat. Soalnya, presiden terpilih bakal menyusun anggota kabinet yang akan bekerja dalam pemerintahan mendatang. Persoalan itu disebutnya bakal membuat Bakrie Award rentan dengan kontroversi yang bermuatan politis. “Karena ketika suhu politik normal pun selalu dikaitkan politik, apalagi saat ini,” ujarnya.
Meski belum pasti ditiadakan, Rizal mengatakan kecenderungan yayasan adalah meniadakan gelaran Bakrie Award tahun ini. Hal itu disebutnya bukan suatu kerugian bagi pihak yayasan maupun para donaturnya. “Kami tidak masalah kalau Bakrie Award ditiadakan, kan, masih ada tahun-tahun berikutnya,” katanya.
Rizal menyatakan jika Yayasan Freedom Institute sama sekali tidak terkait dengan persoalan politik. Meski dipimpin dan dibiayai politikus, yayasan itu tidak memiliki hubungan langsung dengan masalah politik. “Untuk perpustakaan saja, pemilih Jokowi-JK kan tetap boleh membaca buku gratis. Jadi, ini murni persoalan Freedom Institute secara lembaga,” ujar dia.
DIMAS SIREGAR
Terpopuler:
Jokowi Angkat Hendropriyono sebagai Penasihat
UIN Jakarta Ungkap Kejahatan Seks ISIS
Bendera ISIS Berkibar di Samping Kantor Polisi
Imigrasi Pindah ke Terminal 2, Ini Kata Denny Indrayana
Jokowi Disalahkan Tak Ada Premium di SPBU Rest Area