TEMPO.CO, Jombang - Sejumlah pemuka agama mengecam ideologi radikal yang dikembangkan organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Para pemuka agama dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Tionghoa menyatakan sikap menolak ISIS. Pernyataan sikap itu dinyatakan dalam sebuah diskusi di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Pondok Pesantren Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur, Senin, 11 Agustus 2014.
“Mereka sudah melakukan sesuatu yang anarkis di luar (ajaran) agama Islam,” kata KH Zahrul Azhar, pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum. Zahrul, yang akrab disapa Gus Hans ini, mengatakan ideologi yang digunakan ISIS tidak sesuai dengan ajaran Islam secara umum, khususnya di Indonesia. “Pemerintah harus tegas pada rakyatnya bahwa ideologi kita hanya Pancasila.” (Baca:Soal ISIS, Hasyim Muzadi: Pemerintah Lemah)
Ia berharap langkah yang dilakukan para pemuka agama di Jombang dan sekitarnya ini menjadi contoh dalam upaya menjaga kebhinekaan sekaligus antisipasi terhadap ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila. “Jombang sebagai ruh demokrasi dan pluralisme,” kata Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu.
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Jombang KH Isrofil Amar juga menyatakan menolak keberadaan ISIS dan kelompok-kelompok pendukung ISIS di Indonesia. “NU menolak keras terhadap sesuatu yang bertentangan dengan ajaran ahlussunnah wal jemaah dan Pancasila.” PCNU Jombang, menurut dia, siap melakukan langkah-langkah untuk menolak keberadaan ISIS dan pendukung-pendukungnya. “Tapi sampai sekarang tidak ada komando dari PBNU maupun PWNU.”
Kalangan nonmuslim menyatakan sikap yang sama. Ketua Komisi Antar Umat Bergama Majelis Agung Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Puji Siswo mengatakan pihaknya atas nama GKJW mendukung umat muslim untuk melawan ideologi ISIS. “Kami prihatin dan seluruh pendeta GKJW memberi support pada umat muslim yang berjuang melawan ISIS.” Menurut Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati. “Itu harus kita pegang karena kita hidup di bumi Bhinneka Tunggal Ika. UUD 1945 dan Pancasila pegangan kita.” (Baca: Warga Indonesia Tak Punya Alasan Gabung ISIS)
Baca Juga:
Setelah berdiskusi, para pemuka agama tersebut membakar poster-poster yang berisi hujatan pada ISIS. “Kita ingin Islam yang ramah, bukan Islam yang marah,” begitu tulisan poster yang dibakar. (Baca: Polisi Semakin Aktif Memantau ISIS)
ISHOMUDDIN
Terpopuler:
Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya
Aburizal Bakrie: Enggak Ada Pecat-pecatan
Poempida Bantah Kabar Kalla Muntah Darah
Pembalap Denny Triyugo Tewas di Sirkuit Sentul