TEMPO.CO, Pemalang - Lima pekerja tampak sibuk mendesain ulang Pos Pelayanan Kepolisian Resor Pemalang di simpang tiga Comal, Kabupaten Pemalang, Senin, 11 Agustus 2014, pukul 17.00 WIB. Di pos semi permanen yang berhimpitan dengan Pos Lalu Lintas Blandong itu, Kepala Kepolisian Resor Pemalang Ajun Komisaris Besar Dedi Wiratmo akan berkantor.
Seperti diketahui, setelah sepuluh anggotanya ditangkap Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Jawa Tengah karena diduga melakukan pungutan liar terhadap para sopir truk besar di Jembatan Comal pada Sabtu pekan lalu, Dedi akan berpindah kantor ke Pos Pelayanan Polres Pemalang.
Tujuannya tidak lain adalah untuk mengawasi anggotanya agar tidak melakukan pelanggaran lagi selama bertugas mengurai kepadatan lalu lintas di timur dan barat Jembatan Comal. "Saya akan berkantor di pos itu sampai seluruh perbaikan Jembatan Comal selesai," kata Dedi saat ditemui Tempo seusai rapat di Polres Tegal Kota, Senin siang.
Namun Dedi belum menjawab apakah kepindahan kantornya itu merupakan instruksi dari Polda Jawa Tengah atau atas inisiatifnya sendiri. "Maaf, saya sedang teleconference anev (analisa dan evaluasi) Operasi Ketupat dengan Mabes Polri," kata Dedi dalam pesan pendek kepada Tempo, Senin, 11 Agustus 2014.
Salah seorang pekerja yang menyiapkan kantor darurat Dedi di Pos Pelayanan Blandong, Ari, 33 tahun, mengatakan pekerjaan baru dimulai sekitar pukul 14.30. "Instruksinya harus segera selesai. Katanya mau buat kantor Kapolres," kata warga Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, itu.
Dari pantauan Tempo, tidak banyak perubahan yang terjadi pada Pos Pelayanan Polres Pemalang di timur Jembatan Comal itu. Pos berukuran 6 x 6 meter yang menyerupai rumah panggung dengan ketinggian 30 sentimeter dari tanah itu masih berdinding anyaman bambu dan tripleks serta bergenteng aluminium.
Semula, dinding tripleks di bagian depan dan samping pos itu hanya setinggi pinggang orang dewasa. Kini, di atas tripleks dua lapis itu telah dipasangi kusen aluminium untuk bingkai kaca-kaca bening. Adapun celah sekitar satu meter di antara kaca dan genteng aluminiumnya dibiarkan tetap terbuka.
"Jadi tidak pakai AC (penyejuk udara). Hanya ada satu kipas angin," kata Ari. Selain menambah dua lampu neon, Ari menambahkan, pembenahan itu juga termasuk menyematkan sekat pada bagian tengah pos menggunakan tripleks. "Tadi rencananya mau dikasih pintu di tengah sekatnya, tapi akhirnya batal," ujar Ari.
DINDA LEO LISTY
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya
Rini Soemarno Bicara soal Hubungan dengan Megawati
Khotbah Jumat Pro-ISIS, Turunkan Khatib dari Mimbar