TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupi menjatuhkan sanksi terhadap bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dan Bupati Bogor Rachmat Yasin pada 7 Agustus 2014. Mereka mendapat sanksi tak boleh bertemu dengan pembesuk selama sebulan. "Kejadiannya sudah lama. Keduanya adu mulut terkait peraturan pembesuk tahanan," kata juru bicara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, melalui pesan pendek, Senin, 11 Agustus 2014.
Menurut Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, kedua pihak sama-sama mendapat sanksi. "Siapa pun itu, dikenakan equal treatment (perlakuan yang sama), tidak terkecuali dan tanpa diskriminasi," katanya melalui pesan pendek kepada wartawan, Selasa, 12 Agustus 2014.
Sanksi bermula dari peristiwa yang terjadi di lobi tahanan KPK yang berada di gedung komisi rasuah itu pada Senin, 28 Juli 2014. Waktu itu, Akil memprotes petugas KPK lantaran banyak keluarganya yang tak diizinkan membesuknya. Akil membandingkan hal itu dengan banyaknya pembesuk Rachmat Yasin. (Baca: Setelah Vonis Akil, KPK Bidik Penyuapnya)
Saat itu Akil memang tak mendaftarkan sebagian pembesuknya. Merasa mendapat diskriminasi dari KPK, Akil menendang kursi di lobi. (Baca: Dua Hakim Beda Pendapat Soal Vonis Akil)
Pada 5 Agustus 2014, di sebuah ruangan bersama di lantai sembilan gedung KPK yang merupakan bagian dari rutan, Akil mengungkit masalah aturan pembesukan itu. Lantai sembilan itu merupakan tempat Akil diterungku bersama Rachmat dan bekas Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Tapi bukan hanya Rachmat dan Anas yang kena semprot Akil. Petugas jaga di lantai itu juga diomeli. Kemudian, terjadi adu mulut antara Akil dan Rachmat. Petugas lalu melaporkan peristiwa itu kepada Kepala Rutan Arifuddin.
Pengacara Rachmat, Sugeng Teguh Santoso, membenarkan kabar bahwa kliennya kena sanksi. Tapi dia membantah hubungan Rachmat dengan Akil menegang. "Isu klien saya berantem dengan Akil itu tidak benar," kata Sugeng melalui pesan pendek, Senin, 11 Agustus 2014.
Sugeng mengklaim Rachmat, Akil, dan Anas hingga kini tetap kompak menjalani masa penahanannya masing-masing. "Bahkan dalam kesempatan tertentu sama-sama mengaji dan berbagi makanan," katanya.
Tapi, seorang sumber di KPK mengatakan kondisi di lantai sembilan tak seperti yang diceritakan Sugeng. "Mereka diam-diaman sekarang," kata sumber itu.
MUHAMAD RIZKI | LINDA TRIANITA
Berita Terpopuler:
Rini Soemarno Bicara soal Hubungan dengan Megawati
Penyebab Hilangnya Suara Jokowi-Kalla Belum Jelas
Lima Pemain MU Ditendang, Kagawa Aman
Benarkah Megawati Ikut Memilih Tim Transisi?
5 Hal Kontroversial tentang Syahrini