TEMPO.CO, Jakarta - PT Jakarta Transportasi (Transjakarta) mulai menggunakan tiket elektronik (e-Ticketing) di Koridor 1 yang menghubungkan Blok M dengan Kota Tua, sejak Senin 11 Agustus 2014.
Sistem tiket elektronik ini pada dasarnya tidak berbeda dengan tiket pada Commuter Line, yakni sama-sama menggunakan kartu plastik. Di dalam kartu seukuran kartu ATM terdapat saldo yang otomatis terpotong setiap kali penumpang menempelkan kartu pada mesin untuk membuka gerbang.
Rencananya PT Transjakarta bahkan akan menerapkan sistem penghitungan tarif sama seperti Commuter Line, yakni berdasarkan jarak. Nantinya, penumpang Transjakarta jarak dekat membayar lebih murah dibandingkan penumpang yang tujuannya lebih jauh. "Lebih adil, karena penumpang jarak dekat tidak ikut menyubsidi penumpang jarak jauh," kata Dirut PT Transjakarta Antonius Kosasih, Senin, 11 Agustus 2014. "Tapi sistem tarif seperti itu baru bisa diterapkan nanti, kalau semua koridor sudah menerapkan e-Ticketing, diperkirakan tahun depan." (Baca: E-Ticket Transjakarta Gratis sampai 17 Agustus)
Meski demikian, tiket elektronik Transjakarta punya perbedaan tersendiri dibanding tiket KRL. Berikut hal-hal yang harus diketahui penumpang:
1. Harga tiket pada 11-17 Agustus Rp 20 ribu. Berisi saldo Rp 20 ribu. Mulai 18 Agustus, harga tiket Rp 40 ribu berisi saldo Rp 20 ribu.
2. Tarif Transjakarta tetap sama, Rp 2.000 pada pukul 05.00 - 07.00, dan Rp 3.500 pada jam normal
3. Kartu tiket ditempelkan pada mesin yang terletak di gerbang, pada saat calon penumpang akan masuk halte.
4. Jika saldo mencukupi, lampu hijau pada gerbang menyala, dan pintu terbuka.
Jika saldo kurang, penumpang bisa top up atau isi ulang saldo tiket di loket halte dengan nominal mulai Rp 10 ribu. Top up saldo dapat menggunakan uang tunai, kartu debit, atau melalui mesin ATM.