TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan jumlah konsumen elpiji ukuran 12 kilogram yang beralih ke elpiji 3 kilogram diprediksi mencapai 5 persen. "Mereka yang pindah merupakan kelompok yang sensitif dengan harga," katanya saat dihubungi, Selasa, 12 Agustus 2014.
Kendati mengakui bakal ada migrasi, tapi Ali meyakini tambahan konsumen tersebut tidak akan berpengaruh pada kuota subsidi gas 3 kilogram atau dikenal sebagai gas melon. Untuk menjaga konsumsi elpiji melon tak melebihi kuota, Ali menuturkan Pertamina menyiapkan sistem pengawasan lebih ketat.
Sistem tersebut, ujar Ali, berisi database kebutuhan elpiji semua agen di setiap wilayah. "Kami bisa memantau lonjakan permintaan. Kami tidak akan layani." (Baca: Harga Akan Naik Elpiji 12 Kg Mulai Langka)
Ali mengklaim, dengan sistem tersebut, kuota elpiji melon sebesar 4,8 juta metrik ton tidak akan habis lebih cepat. Dia memastikan Pertamina juga tidak melayani permintaan baru untuk elpiji 3 kilogram.
Pertamina mengusulkan kenaikan harga elpiji 12 kilogram. Sebab, menurut Ali, perseroan mengalami kerugian dalam penjualan elpiji non-subsidi tersebut sebesar Rp 2,8 triliun hingga semester pertama tahun ini. "Sebab dijual tidak sesuai dengan harga keekonomian." (Lihat juga: Harga LPG 12 Kg Naik, Chatib: Inflasi Tidak Besar)
ALI HIDAYAT
Terpopuler:
Jokowi Pilih Empat Tokoh Penasihat Tim Transisi
Moeldoko Tolak KPK 'Masuk' ke TNI
Suami-Istri Jatuh ke Jurang Saat Berfoto Selfie
Gabung ISIS, Teroris Bom Bali Ini Tewas
Di Raja Ampat, Tifatul Minta Naik Fortuner?