TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Bursa Efek Indonesia telah membuka kembali suspensi atau penghentian dagang sementara (unsuspend) perdagangan saham PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) pada Selasa, 12 Agustus 2014. Pembukaan suspensi ditandai oleh terbitnya pengumuman bursa Nomor Peng-UPT-014/BEI.WAS/08-2014 per 12 Agustus 2014. Dengan berlakunya keputusan ini, saham Perdana Gapuraprima resmi diperdagangkan kembali di pasar tunai dan pasar reguler.
Saat penutupan harga sebelum suspensi kemarin, harga saham Perdana Gapuraprima diperdagangkan di level Rp 374 dan mencapai harga tertinggi Rp 385. Setelah suspensi dicabut hari ini, harga saham GPRA dibuka stagnan pada Rp 374 per saham. Namun, pada pukul 10.20 WIB, harga sahamnya naik empat poin atau 1,07 persen menjadi Rp 378 per lembar. (Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas Pekan Ini)
Kemarin, otoritas BEI melakukan suspensi atas saham Perdana Gapuraprima didasari oleh peningkatan harga kumulatif saham yang signifikan sebesar 101,08 persen dari harga penutupan Rp 186 pada 7 Agustus 2014 menjadi Rp 374 pada 8 Agustus 2014. “Bursa Efek Indonesia perlu melakukan penghentian sementara perdagangan saham Perdana Gapuraprima dalam rangka cooling down pada perdagangan tanggal 11 Agustus 2014,” mengutip keterbukaan informasi BEI yang ditandatangani oleh Kadiv Pengawasan Transaksi Bursa Efek Indonesia Irvan Susandy dan Pjs Kadiv Operasional Perdagangan Busra Efek Indonesia Eko Siswanto, kemarin.
Perdana Gapuraprima adalah perusahaan yang bergerak di bidang properti. Perseroan adalah subholding dari Grup Gapuraprima. Grup Gapuraprima merupakan pengembang apartemen, perkantoran, dan pusat perdagangan di Jabodetabek, Bandung, dan Solo. Salah satu produk properti yang dikembangkan Gapuraprima adalah The Belleza Permata Hijau. (Lihat juga: Roadshow 4 Bulan, BEI Jaring 4.800 Investor)
Kinerja perusahaan tercatat buruk pada semester pertama tahun ini. Laba bersih perusahaan turun 71,67 persen dari Rp 71 miliar menjadi Rp 20 miliar. Laba kotor perusahaan turun 31,3 persen dari Rp 139 miliar ke Rp 95 miliar. Sedangkan penjualan bersih perusahaan turun 35,95 persen dari Rp 242 miliar ke Rp 155 miliar.
DINI PRAMITA
Terpopuler:
Tahun Ini Puncak Investasi Hotel di Jawa Timur
Foto Dirut KAI Jadi Pemeriksa Tiket Beredar
Kementerian Keuangan: BBM dan Elpiji Tak Picu Inflasi