TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan mengatakan pembangunan rel kereta di Sulawesi merupakan sejarah dalam penyelenggaraan pelayanan transportasi. Sebab, pembangunan ini merupakan yang pertama di luar Pulau Jawa dan Sumatera. "Kesempatan ini sungguh mempunyai makna yang sangat bersejarah," ujarnya saat memberikan sambutangroundbreaking pembangunan jalur kereta Trans Sulawesi tahap satu, Selasa, 12 Agustus 2014. (Baca: Menteri Perhubungan Izinkan Tarif Angkot Naik)
Pembangunan ini, tutur Mangindaan, merupakan respons dari pemerintah dalam mengantisipasi pertumbuhan ekonomi serta pergerakan manusia dan barang di daerah tersebut. Pembanguan jalur kereta yang baru saja diresmikan ini merupakan bagian dari program Trans Sulawesi Railways yang sudah ada di dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. "Makassar-Parepare berjarak 145 kilometer," katanya.
Selain Mangindaan, hadir pula dalam acara tersebut Menteri Perekonomian Chairul Tanjung beserta seluruh gubernur se-Sulawesi Selatan. (Baca: Kecelakaan Mudik Tinggi, Kereta Akan Ditambah)
Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Perhubungan Julius Adravida Barata menuturkan pembangunan jalur kereta itu akan menghubungkan Kota Makassar dengan Parepare. Pembangunan sendiri akan dimulai dari Kabupaten Barru. "Jalurnya menghubungkan Makassar-Parepare."
Maret lalu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko mengatakan untuk jalur keretanya saja membutuhkan dana sekitar Rp 1 trililun, dan secara keseluruhan sekitar Rp 9 triliun, termasuk track, gerbong, sarana, dan prasarananya.
"Jalur kereta yang merupakan jalur perintis ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit," ujar Hermanto kepada Tempo.
SAID HELABY
Terpopuler:
Rini Soemarno Bicara soal Hubungan dengan Megawati
Penyebab Hilangnya Suara Jokowi-Kalla Belum Jelas
Lima Pemain MU Ditendang, Kagawa Aman
Benarkah Megawati Ikut Memilih Tim Transisi?