TEMPO.CO, Yogyakarta - Istana Kepresidenan Republik Indonesia di Yogyakarta akan menjadi rumah baru bagi "Penangkapan Diponegoro", sebuah lukisan karya Raden Saleh--pelopor seni lukis Indonesia. "Itu mau dibawa ke sini, sekarang masih di Jakarta," kata Kepala Istana Kepresidenan Yogyakarta Syaifullah di ruangannya, Senin, 11 Agustus 2014.
Lukisan itu akan ditempatkan di museum Istana Kepresidenan Yogyakarta bersama lukisan dan benda seni karya seniman Indonesia ternama lainnya. Menurut dia, saat ini sedang dipersiapkan sebuah ruangan khusus sebagai museum di istana yang lebih akrab disebut dengan Gedung Agung Yogyakarta ini. Ruangan itu berada di belakang, tepatnya sebelah barat, gedung Seni Sono. (Baca: Lukisan Parodi Penangkapan Diponegoro Dipamerkan)
Saat Tempo berkunjung ke Gedung Agung Senin kemarin, terlihat sejumlah pekerja sedang melakukan perbaikan ruangan. Syaifullah yang bergabung di Istana Kepresidenan sejak 1983 itu mengatakan museum akan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhir Agustus ini. "Tanggal 27 dan 28, setelah dari Bali, Presiden akan ke sini," katanya.
Konsultan Kuratorial Museum Istana Kepresidenan Republik Indonesia Mikke Susanto mengatakan lukisan "Penangkapan Diponegoro" adalah karya masterpiece Raden Saleh. Lukisan yang dibuat pelukis bernama lengkap Pangeran Raden Saleh Syarif Bustaman bin Hussin bin Yahya itu semula dipersembahkan untuk Ratu Belanda. "Pada tahun 1973 dihibahkan (dikembalikan) pada pemerintah Indonesia," ujarnya saat dihubungi Tempo, Senin malam.
Raden Saleh adalah pelukis Jawa pertama yang bersentuhan dengan nilai Barat. Ia, tulis Mikke dalam buku Bung Karno Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia, adalah murid sekaligus asisten A.A.J. Payen, seorang pelukis Belanda yang ditugaskan untuk mendokumentasikan kehidupan budaya Jawa oleh pemerintah Belanda pada dasawarsa 1820-1840-an. (Baca: Dua Lukisan Raden Saleh Selesai Direstorasi)