TEMPO.CO, Bandung - Sampah buangan pengunjung masih jadi masalah besar di Kebun Binatang Bandung. Pengelola masih belum menemukan cara jitu untuk mengurangi sampah bekas makanan dan minuman. Menaikkan tarif kepada pengunjung umum menjadi salah satu solusi.
Pantauan Tempo, kondisi Kebun Binatang Bandung kurang bersih. Plastik kemasan makanan dan minuman sebagian masih berkumpul di tanah dan di sela tanaman tempat berjalan kaki. Di kolam kandang terbuka untuk buaya, misalnya, terapung kaleng bekas minuman. Pemerintah Kota Bandung juga pernah menyampaikan kurang bersihnya tempat itu dari laporan pengunjung.
Petugas Bidang Pendidikan dan Hubungan Masyarakat Yayasan Margasatwa Taman Sari Bandung, Sudaryo, menuturkan pengelola belum punya cara ampuh untuk mengurangi sampah bawaan pengunjung dan tidak membuangnya sembarangan. "Kita tidak bisa memaksa. Pengunjung juga harus nyaman," ujarnya di kantornya, Senin, 11 Agustus 2014.
Sejauh ini, pengelola hanya bisa mengimbau pengunjung agar membuang sampah pada tempatnya. Sampah yang berserakan tak hanya mengganggu kenyamanan pengunjung, tapi juga sangat membahayakan satwa-satwa di kandang terbuka. Sampah plastik yang terbawa angin ke kandang kadang dimakan hewan. "Beberapa tahun lalu, ada seekor jerapah yang mati karena makan plastik, 2 kilogram menumpuk sehingga mengganggu pernapasannya," ujarnya.
Jumlah rata-rata pengunjung pada hari kerja, Senin sampai Jumat, berkisar 1.000 orang per hari. Saat akhir pekan, Sabtu dan Minggu, pengunjung melonjak dua-lima kali lipat. Sampah kemasan plastik dan dedaunan rontok yang diangkut mencapai dua bak mobil terbuka.
Tiap libur hari raya Idul Fitri, masalah sampah menjadi bom waktu seiring membeludaknya pengunjung. Pada libur Lebaran tahun ini sejak 28 Juli hingga 6 Agustus lalu, Kebun Binatang Bandung dikunjungi 158.998 orang. Puncaknya, 30 Juli, Kebun Binatang dikunjungi 33.780 orang, sehingga untuk berjalan pun harus bersenggolan dengan pengunjung lain. "Penyapu baru bisa kerja setelah pengunjung pulang, dari jam 4 sore sampai tengah malam," tuturnya.
Di lokasi wisata seluas 14 hektare tersebut terdapat petugas kebersihan berjumlah 14. Tempat sampah diperbanyak hingga 65 titik. Namun banyak yang tak tertampung hingga bertebaran di mana-mana. Beberapa cara alternatif telah dibahas pengelola untuk solusi sampah, dari membagikan kantong plastik bagi pengunjung sampai memahalkan tarif masuk.
ANWAR SISWADI
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Prabowo Disebut Terasing dari Pemilihnya
Rini Soemarno Bicara soal Hubungan dengan Megawati
Khotbah Jumat Pro-ISIS, Turunkan Khatib dari Mimbar