TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia, Harun Al Rasyid, wafat pada Selasa, 12 Agustus 2014. Kabar ini menyebar melalui pesan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu Jimly Asshiddiqie.
Jimly Asshiddiqie lewat akun Twitternya mengabarkan berita duka, "Innalillahi wa inna ilaihi rojiuun. Prof. Harun Alrasid tlh wafat td malam. Mari kita berdoa utk alm. Smg Allah trm sgla amalnya. Alfatihah," tulis Jimly Rabu, 13 Agustus 2014.
Jimly membenarkan kabar duka dan menjelaskan kondisi Harun Al Rasyid yang diketahui sakit sejak setahun yang lalu. Namun, Jimly mengaku tak tahu apa sakit yang diidap oleh Harun. "Sakitnya mungkin karena faktor usia, tapi saya tidak tahu pasti," ujar Jimly.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini menerima kabar duka pada pukul 23.45 WIB atau tadi malam.
Harun Al Rasyid Bima lahir di Sumbawa Timur, Nusa Tenggara Barat, pada 27 Desember 1942. Ia meninggal di rumahnya di kompleks dosen Universitas Indonesia di Rawamangun, Jakarta Timur. Meskipun sakit, kata Jimly, Harun bersikeras untuk dirawat di rumah saja. Jenazah almarhum akan dikebumikan setelah salat Zuhur hari ini.
Harun Alrasyid adalah pakar hukum tata negara yang sering dimintai pendapat untuk dijadikan rujukan ketika terjadi sengketa di bidang ketatanegaraan. Ia pernah menjabat sebagai pensihat hukum Abdurrahman Wahid saat menjabat sebagai Presiden RI.
DINI PRAMITA
Terpopuler:
Mengapa Pendukung Prabowo Berani Mengancam?
Lima Peran Robin Williams yang Tak Terlupakan
Sultan Yogya: ISIS Itu Kegagalan Memahami Islam
Chelsea Dapatkan Bek Roma, MU Gigit Jari Lagi
Siapa Salim di Video Ajakan Berjihad di ISIS 2?