TEMPO.CO, Jakarta: Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan banjir yang merendam kawasan sepanjang Kali Krukut, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, serupa dengan kasus yang terjadi di Sunter, Jakarta Utara, dan Sentiong di Jakarta Pusat. Banjir di ketiga daerah itu, kata Basuki, terjadi lantaran warga melubangi dinding turap atau sheet pile.
"Kasusnya persis, warga membobol sheet pile," kata Basuki di Balai Kota, Selasa, 12 Agustus 2014. (Baca: Wakil Wali Kota Jaksel Bantah Tanggul Krukut Jebol)
Ahok--sapaan Basuki--menuturkan, warga di permukiman kumuh sepanjang Kali Krukut semula melubangi turap agar genangan air di tempat tinggal mereka bisa mengalir ke sungai. Sebaliknya, permukiman warga justru selalu tergenang akibat tinggi muka air sungai melebihi lubang yang dibuat saat musim penghujan tiba. (Baca: Tanggul Kali Krukut Jebol, Dua Perumahan Banjir)
Ahok berujar hal ini telah berlangsung bertahun-tahun dan banjir di wilayah itu semakin memburuk. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan Kali Krukut pada 1970-an memiliki lebar 30 meter. Kenyataannya lebar sungai itu kini tinggal dua-tiga meter. (Baca: Kali Krukut Meluap, Warga Pondok Jaya Masih Waswas)
Akibatnya, Ahok mengatakan hujan selama satu jam yang terjadi pada Senin, 11 Agustus 2014, langsung merendam kelurahan itu dan daerah sekitar Kemang. Untuk itu, ia berujar permukiman kumuh di sepanjang Kali Krukut itu harus segera dibongkar. Konsep pemindahannya akan meniru Kampung Pulo di Jakarta Timur yang akan dipindahkan ke rumah susun. "Nggak ada pilihan lain, permukimannya harus dibongkar," ujar Ahok. (Baca: Jakarta Masih Banjir, Apa Kata Jokowi)
LINDA HAIRANI
Berita Lainnya:
Lima Peran Robin Williams yang Tak Terlupakan
Jakarta Masih Banjir, Apa Kata Jokowi
Robin Williams Alami Depresi, Diduga Bunuh Diri