TEMPO.CO, Surabaya - Aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian Republik Indonesia menangkap seseorang yang diduga anggota jaringan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) di Kota Surabaya, Kamis, 14 Agustus 2014, sekitar pukul 07.30 WIB. Orang tersebut, menurut Kepala Bidang Penindakan Densus 88 Markas Besar Polri Komisaris Besar Ibnu Suhendra, berinisial AF (Abu Fida), 58 tahun, warga Sidotopo, Kota Surabaya.
"Dia juga pernah terlibat dalam menyembunyikan beberapa teroris, seperti Noordin M. Top dan Dr Azahari. Pada 2012, dia diduga mengetahui perencanaan pengeboman Polres Poso," kata Ibnu saat dihubungi Tempo.
Menurut dia, penangkapan AF merupakan pengembangan dari penyidikan dua orang yang juga diduga anggota ISIS di Kabupaten Ngawi. AF, ujar Ibnu, juga ikut mendeklarasikan ISIS di beberapa daerah, termasuk di Solo, Jawa Tengah, bersama seorang ustad bernama Afif. Selain itu, AF juga berencana mendeklarasikan ISIS di Surabaya dan Malang, tapi ditolak warga setempat.
"Pada 2004, AF sempat diminta keterangan soal teroris, tetapi dilepaskan lagi. Sekarang dia diduga yang mengajak warga Jawa Timur untuk berangkat ke Turki, yang kemudian menuju Irak untuk membela ISIS," kata Ibnu.
AF ditangkap saat sedang mengendarai sepeda motor dan berjualan jamu disekitar rumahnya di kawasan Sidotopo. Setelah penangkapan itu, anggota Densus dibantu personel Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya dan Polda Jawa Timur menggeledah rumah AF dan menyita sebuah laptop. Isi laptop tersebut sampai saat ini masih diidentifikasi polisi. "Tidak ditemukan peluru dan senjata api maupun atribut ISIS," ujarnya.
EDWIN FAJERIAL