TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Polisi Praja Jakarta Barat Kadiman Sitindjak mengatakan target penertiban setelah kawasan Kota Tua adalah sentra perniagaan di Pasar Asemka. Menurut Kadiman, kawasan Asemka dan Kota Tua merupakan wilayah yang PKL-nya semrawut.
"Itu sebabnya selalu macet dan berpotensi merembet ke wilayah lain," kata Kadiman saat ditemui, Rabu, 13 Agustus 2014. Jika kawasan Kota Tua dan Asemka macet, dia menjelaskan, maka daerah lain, seperti Harmoni, Jakarta Pusat, atau Jalan Tubagus Angke, Tambora, terkena imbasnya.
Kadiman mengaku tidak takut menertibkan PKL yang dilindungi preman-preman. Soalnya, dia mengatakan polisi dan TNI sudah berkomitmen untuk membantu penertiban tersebut. "Pokoknya semua kami berantas, termasuk preman-premannya," ujar dia.
Untuk Kota Tua, Kepala Satpol PP Kecamatan Tamansari Purnama mengatakan tak sedikit PKL yang berjualan di Kota Tua adalah limpahan dari PKL di Monumen Nasional. Keberadaan PKL Monas disebutnya makin banyak saat memasuki akhir pekan. "Kalau akhir pekan sangat banyak limpahan dari Monas itu," kata dia.
Dalam penertiban PKL Kota Tua, Pemerintah Kota Jakarta Barat menggusur lapak 150 pedagang yang biasa berjualan dengan menggunakan gerobak di pinggir jalan. Peralatan berjualan para PKL itu dibawa ke gudang Satpol PP di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dan Cakung, Jakarta Timur.
DIMAS SIREGAR
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi
Begini Robin Williams Saat Pertama Ditemukan