TEMPO.CO, Jakarta: Organisasi Rumah Cemara kembali membentuk tim nasional Indonesia untuk berlaga di ajang Homeless World Cup di Santiago, Cile, yang akan berlangsung 19-26 Oktober 2014. Tim berjumlah 8 orang pemain pilihan saat ini sudah terbentuk. Namun biaya keberangkatan masih kurang Rp 670 juta.
Tim sepak bola ini berasal dari anggota kelompok terpinggirkan, seperti mantan pengguna narkotika, orang yang hidup dengan virus HIV, dan masyarakat miskin kota. Sesuai kriteria yang ditetapkan panitia, anggota tim merupakan pemain sepak bola yang hidupnya terkait dengan masalah ketunawismaan. Saat keliling Jawa-Bali-Nusa Tenggara Barat untuk mencari pemain pada akhir Mei hingga Juni lalu, tercatat lebih dari 350 orang peminat.
Tim panelis yang terdiri dari pelatih Bonsu Hasibuan, Bogiem Sofyan, dan manajer tim Febby Arhemsyah menyaring dan membentuk tim inti. Mereka yang terpilih, yakni Midjuli Santoso dan Tommi Hartono (kiper), Tommy Engelberth Serhalawan, Swananda Pradika, Yudi Ramanda, Akhmad Fauzi, Soni Nasirwan, dan Rizal Sepuloh.
Berdasarkan pengalaman bertanding sebelumnya, tim lawan yang cukup tangguh berasal dari negara-negara Amerika Selatan dan Eropa Timur. “Target kami bisa berangkat, lalu masuk 7 besar,” kata manajer tim, Febby Arhemsyah, Rabu, 13 Agustus 2014.
Saat ini, keberangkatan tim ke ajang tersebut belum bisa dipastikan. Dari kebutuhan biaya total Rp 900 juta, kini baru terkumpul Rp 230 juta. Para penyumbangnya antara lain, Pertamina EP, Bank Jabar Banten, Export, serta donatur pribadi. Dukungan dari pemerintah sementara ini baru secara lisan. Selain itu, mereka juga dibantu grup musik The Changcuters sebagai duta tim ke masyarakat luas.
ANWAR SISWADI
Berita penting lain