TEMPO.CO, Riau - Motif pembunuhan dan mutilasi bocah di Riau perlahan mulai terbongkar. Berdasarkan pengakuan tersangka kepada penyidik, motivasi tersangka Muhamad Delvi membunuh bocah adalah untuk menjadi dukun. "Dia membunuh dan mengambil kelamin korbannya sebagai proses untuk menjadi dukun," kata Kepala Bagian Psikologi Kepolisian Daerah Riau, Komisaris Novian, Jumat, 15 Agustus 2014. (Baca: Daging Korban Mutilasi Dijual ke Kedai Tuak di Siak)
Novian mengatakan alat kelamin korbannya digunakan sebagai obat kuat. Selain itu, kelamin korban juga dipercaya bisa menjadi alat bagi ilmu kebal.
Kondisi kejiwaan tersangka Delvi, kata Novian, normal. Tidak ada unsur psikopat pada kepribadian tersangka. Namun, kata dia, ada unsur kognitif atau nilai-nilai kepercayaan dari pola asuh dan pengalaman orang tuanya yang mendorong Delvi ingin menjadi seperti ayahnya.
Novian menjelaskan Delvi mengaku ayahnya adalah seorang dukun. Ia nekat memutilasi bocah sebagai syarat untuk menjadi dukun seperti ayahnya yang sudah meninggal setahun lalu. Pengalaman dukun dari almarhum ayahnya itu, kata dia, mendorong tersangka nekat membunuh bocah. "Ada semacam pesan dari ayahnya sebelum meninggal jika ingin meneruskan ilmu dukun itu mesti melakukan syarat, yakni membunuh bocah dan memotong kelaminnya," katanya.
Motivasi tersangka menjadi dukun, ujar Novian, disebabkan faktor ekonomi. Sebab, kata dia, tersangka hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Ada semacam keinginan menjadi dukun untuk memperbaiki ekonomi dan strata sosialnya. "Kalau jadi dukun strata sosialnya akan naik. Dia bisa mencari uang karena dianggap bisa mengobati orang," katanya. (Baca: Pelaku Mutilasi Bocah di Riau Dikenal Pemalu)
Dalam aksinya, Delvi memaksa istri dan dua temannya untuk membantu membunuh tujuh korbannya. Ia mengancam akan membunuh istrinya, Dita Desmala Sari, 19 tahun, jika tidak mengikuti kemauannya. Kedua temannya pun, Supiyan, 26 tahun, dan DP, 17 tahun, terlibat membunuh karena ancaman tersangka Delvi.
RIYAN NOFITRA
Berita Lain
Dahlan Iskan: Ignasius Jonan Cocok Jadi Dirut PLN
Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono
4 Mahasiswa DO Indonesia Tewas Saat Bantu ISIS