TEMPO.CO, Bandung - Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan mengungkapkan kemungkinan penetapan dua tersangka baru dalam perkara suap Rp 6,5 miliar terkait dengan kasus judi online. “Sejauh ini baru dua (tersangka), kemungkinan akan bertambah satu-dua orang lagi,” katanya di Bandung, Jumat, 15 Agustus 2014.
Namun dia tidak mendetail identitas para calon tersangka itu. Dia hanya menyebutkan pangkat mereka. “Yang satu perwira, satu lagi brigadir, tapi baru kemungkinan,” kata Iriawan. (Baca: Kompolnas: Polwan Lebih Tahan Suap).
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Jawa Barat menutup 18 rekening untuk penyidikan kasus judi pada 17 Juni 2014. Pemilik rekening yang berjumlah tiga orang diduga sebagai pemberi suap. Dua di antaranya, yakni AD dan T, memiliki 12 rekening. Sedangkan sisanya dimiliki AI.
Dalam penyidikan, Divisi Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Barat mencurigai pemblokiran itu tak diikuti dengan pemeriksaan terhadap pemilik rekening. Setelah melakukan pengusutan, Propam Polda Jawa Barat menemukan blokir itu sudah dibuka.
Mabes Polri menetapkan dua pejabat Kepolisian Daerah Jawa Barat, yaitu Ajun Komisaris Besar Murjoko Budiyono dan Ajun Komisaris Dudung S., sebagai tersangka karena diduga menerima suap berjumlah total Rp 6,5 miliar terkait dengan pembukaan rekening itu. Murjoko sudah ditahan sejak 12 Agustus 2014.
Iriawan mengatakan sudah mencopot jabatan empat anak buahnya karena kasus itu. Murjoko dan Dudung di antaranya. Menurut dia, kasus ini sekarang ditangani langsung oleh Direktorat Tindak Pidana Korupsi Badan Reserse Kriminal Polri dengan dibantu Kepolisian Daerah Jawa Barat. Murjoko dan Dudung ditahan di Mabes Polri.
Menurut Iriawan, dua perwira yang telah menjadi tersangka itu juga terancam dipecat dari Polri akibat kasus itu jika terbukti bersalah di pengadilan. Dia beralasan, pihak kepolisian membawa kasus itu ke ranah pidana umum. “Kita pidanakan. Pidana umum, loh, tidak main-main. Ancamannya pasti dipecat,” katanya.
Dia mengaku kecewa dengan ulah anak buahnya itu. “Tidak bisa didiamkan. Kasihan polisi-polisi yang baik, akan rugi. Kita yang betul-betul sudah mengabdi pada negara jadi dianggap main-main,” ujarnya. (Baca juga: Labora Sitorus Disebut 'Penguasa' Laut Papua).
AHMAD FIKRI
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Adik Prabowo: Tidak Ada Rekonsiliasi dengan Jokowi
Tersengat Listrik, Ketua Komisi V Meninggal
Robin Williams Akui Alami Sulit Keuangan