TEMPO.CO, Jakarta - Politikus senior Partai Golongan Karya, Fahmi Idris, mengatakan dia tetap mendukung Wakil Ketua Umum Golkar nonaktif Agung Laksono untuk maju sebagai kandidat ketua umum partai itu menggantikan Ketua Umum Golkar saat ini, yaitu Aburizal Bakrie. Menurut dia, penonaktifan Agung Laksono tidak menjadi masalah sebab Agung masih tetap terhitung elite politik Golkar.
"Saya tetap menjadi ketua tim pemenangan Agung Laksono untuk Ketua Umum Golkar," kata Fahmi Idris saat ditemui Tempo di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Agustus 2014. (Baca: Poempida: DPP Golkar Berlakukan Hukum Rimba)
Fahmi mengatakan Agung Laksono hanya dinonaktifkan dari jabatannya, bukan dipecat. Jadi, hak-hak Agung sebagai elite partai bersimbol pohon beringin itu masih ada, termasuk peluang mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Ditanyakan mengenai penonaktifan sejumlah elite Golkar oleh Ical, Fahmi tak mau berkomentar banyak. Menurut dia, alasannya dapat langsung ditanyakan kepada Ical. Fahmi hanya ingin fokus membantu Agung Laksono dan mengupayakan percepatan Musyawarah Nasional Golkar.
"Target saya dua, Agung dan munas bulan Oktober," kata Fahmi. (Baca: Golkar Berposisi sebagai Partai Penyeimbang)
Selasa malam lalu, Fahmi mengatakan dirinya resmi ditunjuk menjadi ketua tim pemenangan Agung Laksono yang bakal mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Bekas Menteri Perindustrian ini mengatakan ada beberapa alasan mengapa dia mendukung Agung Laksono.
Fahmi setuju dengan sejumlah gagasan yang diajukan Agung terkait dengan perbaikan maupun visi dan misi Golkar ke depan. Misalnya, gagasan untuk menyokong politikus-politikus muda Golkar untuk berkembang. Dia mengatakan Menteri Koordinator Bidang Kesejahateraan Rakyat itu menjanjikan kepengurusan Golkar bakal diisi mayoritas generasi muda.
Selain itu, Agung juga berencana melakukan revitalisasi kaderisasi di internal partai. "Salah satu kelemahan besar partai besar ini adalah gagalnya kaderisasi. Ketika ingin menampilkan bupati, wali kota, gubernur, apalagi presiden, tidak ada 'barangnya'," kata dia.
YOLANDA RYAN ARMINDYA
Terpopuler:
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Begini Robin Williams Saat Pertama Ditemukan
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi
Ketua MK Ancam Pidanakan Saksi-saksi Palsu
Mau Ganti Dirut PLN, Dahlan Iskan Ditentang Wapres