TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden terpilih, Jusuf Kallaa menyatakan mendukung rencana musyawarah (munas) nasional untuk mengganti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie digelar Oktober 2014. "Karena sesuai AD (Anggaran Dasar) ART (Anggaran Rumah Tangga) Golkar begitu," kata Kalla sesuai pidato kenegaraan presiden di Senayan, Jumat, 15 Agustus 2014.
Menurut Kalla, Aburizal tidak bisa lagi berpatokan pada rekomendasi Munas Golkar di Riau 2009 yang menyatakan jabatannya diperpanjang hingga 2015. Sebab rekomendasi itu diputuskan dengan kondisi bila pemilihan presiden 2014 berlangsung dua putaran. "Sekarang kan cuma satu putaran," ujar dia.
Wacana pelengseran Aburizal bermula dari desakan Agung Laksono, Wakil Ketua Umum Golkar. Akibatnya Agung yang mencalonkan diri sebagai ketua umum Golkar dicopot dari jabatannya tersebut. Belakangan organisasi pendiri Golkar, Tri Karya, melayangkan surat desakan kepada Aburizal untuk membentuk kepanitiaan musyawarah paling lambat 30 Agustus. (Baca: Agung Dinonaktifkan, Fahmi Idris tetap Dukung)
"Di politik biasa hal seperti itu," kata Jusuf Kalla saat ditanyai ihwal kekisruhan di internal partai beringin tersebut. Namun dia menegaskan belum mendukung siapa pun untuk mencalonkan diri sebagai pengganti Aburizal.
Sebelumnya, Tantowi Yahya, juru bicara Partai Golkar, menyatakan keinginan untuk melengser Aburizal pada Oktober sulit terpenuhi. Sebab bosnya itu sudah mengantongi surat rekomendasi perpanjangan masa jabatan hingga 2015. "Rekomendasi itu adalah produk musyawarah nasional 2009 yang merupakan forum tertinggi di Golkar," kata dia.
Kalau tetap ingin menggelar musyawarah pada Oktober, lanjut Tantowi, mereka harus bisa mengumpulkan suara dua pertiga dari 33 pimpinan pengurus Golkar daerah. "Karena sama saja meminta musyawarah dipercepat," ucapnya. (Baca: Poempida: DPP Golkar Berlakukan Hukum Rimba)
TRI SUHARMAN
Terpopuler:
Novela Saksi Prabowo Doakan Israel
Begini Robin Williams Saat Pertama Ditemukan
Kenaikan Gaji PNS Jadi Pilot Project Jokowi