TEMPO.CO, Jakarta - Kubu penentang Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie mengancam akan membentuk sendiri panitia musyawarah nasional (munas) bila pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tak kunjung mebnetuknya.
Salah seorang petinggi Partai Golkar, yang juga Koordiantor Keluarga Besar Ekspononen Tri Karya Golkar, Zainal Bintang, mengatakan kubunya memberi waktu pada DPP hingga 30 Agustus mendatang. “Bila tak dibentuk, kami anggap DPP tak punya itikad baik,” kata Zainal saat dihubungi, Jumat, 15 Agustus 2014.
Menurut Zainal, pelaksanaan munas pada 2015, seperti yang direncanakan Aburizal, menyalahi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. Sebab sesuai ketentuan partai, munas harus dilaksanakan setiap lima tahun.
Munas sebelumnya digelar pada Oktober 2009 di Pekanbaru. Dengan demikian munas berikutnya harus dilaksanakan Oktoner 2014.
Zainal mengatakan, saat ini komponen Tri Karya yang terdiri dari SOKSI, Kosgoro, dan MKGR, telah menyurati pengurus pusat agar segera membentuk panitia munas. Tri Karya memberi tenggat waktu hingga 22 Agustus. Bila tak kunjung dibentuk, Tri Karya bakal kembali menyurati Aburizal. “Bila tetap tak dibentuk, kami akan buat panitia sendiri.”
Kisruh di internal Golkar tentang pelaksanaan Munas makin memanas. Sejumlah pendiri partai mendesak Aburizal segera lengser karena dianggap gagal membesarkan partai.
Pada pemilu legislatif lalu Golkar hanya berhasil memperoleh 91 kursi, turun dibanding pemilu 2009, yang mencapai 106 kursi. Kegagalan Aburizal ditambah dengan kalahnya calon yang didukung partai pada pemilu presiden 9 Juli lalu. Karena itu Zainal dan para pendiri Golkar mendesak munas dilaksanakan selambat-lambatnya Oktober 2014.
Aburizal tak tinggal diam atas desakan tersebut. Dia pun mengeluarkan surat pemecatan terhadap beberapa pengurus partai yang dianggap membangkang.
Semula Aburizal memecat tiga politikus muda, yaitu Nusron Wahid, Poempida Hidayatullah, dan Agus Gumiwang Kartasasmita. Kemdian Aburizal juga disebut memecat Wakil Ketua Umum, Agung Laksono, dan beberapa pengikutnya. Namun kabar pemecatan itu dibantah oleh Aburizal.
IRA GUSLINA SUFA