TEMPO.CO, Jakarta: Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Lasro Marbun mengkritik pelaksanaan Kurikulum 2013 yang dirasa terburu-buru. Lasro memberi catatan salah satunya soal pembelian buku pendukung tiap semester.
"Keterlambatan buku ajar untuk siswa karena pencairan dana Bantuan Operasional Siswa yang berbelit," kata Lasro di Balai Kota pada Kamis, 14 Agustus 2014.
Menurut dia, anggaran buku ajar semester pertama berasal dari anggaran pusat. Sistem penyalurannya lewat anggaran rekening dinas. Barulah dari dinas ditransfer ke masing-masing sekolah. Cara ini, menurut dia, terlalu memakan waktu. "Saya padahal sudah bilang langsung saja ke sekolah karena mereka juga punya rekening," ujarnya. Dengan "nitip" ke rekening dinas, Lasro takut jika anggaran BOS tersebut disalahgunakan. "Rawan penyimpangan." (Baca: Kurikulum 2013: Murid Bingung Belajar Apa?)
Apalagi, di semester berikutnya anggaran berasal dari daerah. Menurut dia, hal tersebut tidak efektif. Lebih rapi jika sejak awal, untuk dua semester, ditanggung oleh pusat atau daerah sekalian. Untuk anggaran belanja buku semester satu ini, Lasro mengatakan baru saja ditransfer ke sekolah beberapa hari lalu. Tinggal saat ini sekolah belanja buku agar tidak terlalu tertinggal. (Baca: Teriaki Jokowi, Pelajar Minta Sabtu Tetap Libur)
Kemudian, Lasro melihat guru-gurunya pun belum disiapkan. "Saat pelatihan modulnya juga belum siap akhirnya sekarang kaget," ujarnya. (Baca: Ahok Tak Sepakat Penerapan Kurikulum 2013)
SYAILENDRA
Berita Lainnya:
Pesan Ahok ke Jokowi: Copot Aparat Nakal
Bercinta, Hal yang Paling Disukai Julia Perez
Hadiri HUT Pramuka, Jokowi 'Diserbu' Pelajar
Cara Julia Perez Bangkit dari Depresi
Ahok Ingin Ping-ping Jokowi di Depan Istana