TEMPO.CO, Jakarta - Menyusul rencana Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kilogram, stok gas nonsubsidi itu dilaporkan mulai berkurang di pasaran. Stok elpiji bersubsidi di sejumlah toko, warung, dan minimarket di kawasan Jakarta Selatan pun kosong. (Baca: Elpiji Langka, ESDM Salahkan Distributor Akhir )
Namun Pertamina memastikan sama sekali tidak ada pengurangan pasokan elpiji baik kemasan 12 kilogram maupun 3 kilogram. "Saya malah heran kalau ada kelangkaan seperti itu," kata Vice President Domestic Gas PT Pertamina Persero Gigih Wahyu Hari Irianto melalui pesan pendek, Kamis, 14 Agustus 2014.
Selain langka di pasaran, gas bersubsidi diduga terkena imbas rencana tersebut sehingga mengalami kenaikan harga. Sebelumnya, harga gas bersubsidi dijual Rp 18 ribu per tabung. Kini harga gas melon itu naik menjadi Rp 20 ribu per tabung. (Baca: Pertamina: Konsumen Elpiji Melon Naik 5 Persen)
Sebelumnya dilaporkan bahwa sejumlah pedagang di Jakarta mulai mengeluhkan berkurangnya pasokan elpiji kemasan 12 dan 3 kilogram. Berdasarkan pantauan Tempo di sejumlah toko, warung, dan minimarket di Jakarta Selatan, rak elpiji tampak hanya diisi beberapa tabung kosong. (Baca: ESDM Akui Gas Melon Laris Bila LPG Naik )
Aji, 32 tahun, pemilik toko sembako di Pasar Kebayoran Lama, mengatakan kepada Tempo pasokan elpiji mulai berkurang menjelang Lebaran lalu. Akibatnya, Aji terpaksa menaikkan harga. "Lebaran kemarin elpiji susah dicari. Sekarang sudah mulai normal, tapi masih sedikit stoknya," ujarnya, Senin, 11 Agustus 2014.
HUSSEIN ABRI YUSUF l CANTIKA BELLIANDARA
Berita Terpopuler:
Mau Ganti Dirut PLN, Dahlan Iskan Ditentang Wapres
Berumur 30 Tahun, Penumpang Pesawat Dapat Hadiah
Menkeu: Subsidi BBM Turun, Defisit APBN 2015 Terpangkas
Dahlan Iskan Bantah Akan Copot Nur Pamudji
Philip Morris Akan Gugat Inggris