TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan Indonesia berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi di atas negara-negara lainnya. Dalam pidato kenegaraan di kompleks parlemen, Senayan, Jumat, 15 Agustus 2014, menurut Presiden SBY, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang triwulan I 2014 mencapai 5,2 persen. Angka pertumbuhan ini menempati posisi kedua tertinggi di antara negara-negara G20 setelah Cina. (baca juga: BPS: Target Pertumbuhan Ekonomi Sulit Digapai)
Ia mengatakan capaian ini tak bisa diabaikan. "Kita patut bersyukur bisa mencapai itu di tengah gejolak ekonomi global, tak banyak yang bisa lakukan ini," kata Yudhoyono. (baca juga: Program Jokowi yang Harus Ada di RAPBN 2015)
Pencapaian tersebut menunjukkan posisi Indonesia di peta ekonomi dunia sangat baik. "Kita sudah setara dengan negara maju dan ekonomi besar," kata dia. (baca juga: Ujian Pertama Jokowi Ada di Akhir 2014)
Selain itu, Yudhoyono juga mengklaim berhasil menurunkan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto menjadi 23 persen. Jumlah ini turun drastis dibandingkan dengan rasio utang pada krisis moneter 1998 sebesar 85 persen terhadap PDB. "Rasio utang kita adalah yang terendah di antara negara G20," kata dia.
Indonesia juga berhasil melunasi utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Yudhoyono mengatakan salah satu momen yang ia ingat selama menjabat sebagai presiden adalah ketika Indonesia memberi masukan pada IMF. "Indonesia tak lagi menjadi pasien yang semua kebijakan ekonominya harus didikte IMF," ujar dia.
Meski begitu, ucapnya, Indonesia tetap menerima hibah dari negara lain dengan itikad baik dan persaudaraan. "Jumlahnya kini hanya 0,7 persen dari anggaran nasional," kata dia. Semua pencapaian menandakan Indonesia telah mencapai kemandirian ekonomi yang signifikan.
TRI ARTINING PUTRI
Berita Terpopuler
Ahok Ingin Ping-ping Jokowi di Depan Istana
Detik-detik Kematian Robin Williams
Bercinta, Hal yang Paling Disukai Julia Perez
Dahlan Iskan: Ignasius Jonan Cocok Jadi Dirut PLN
Begini Kehidupan Keagamaan di Korea Utara