TEMPO.CO, Bima - Kepolisian Resor Kota Bima masih menelisik kasus penembakan Kepala Polsek Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Ajun Komisaris Abdul Salam. Penelusuran dilakukan dengan melihat kemungkinan adanya keterkaitan peristiwa ini dengan kasus-kasus yang ditangani Abdul Salam.
Hasil temuan sementara di lapangan, polisi belum bisa menyimpulkan apakah korban dibunuh atau memang korban meninggal akibat kecelakaan biasa. Meski demikian, motor dan pistol dengan enam peluru milik Abdul Salam masih utuh.
Seorang saksi Camat Ambalawi, Ishaka, mengaku melihat korban terkapar di lokasi dengan berlumuran darah. "Saya melihat korban terkapar, lalu saya tolong dan saya bawa ke pusat kesehatan masyarakat," kata Ishaka. "Waktu itu saya juga bergegas ke kantor Camat Ambalawi."
Abdul Salam ditembak mati oleh orang tak dikenal, Sabtu pagi, 16 Agustus 2014, sekitar pukul 07.50 Wita. Ayah empat anak itu diduga ditembak dua kali. Peluru melukai kepala bagian belakang korban. Peluru menembus helm yang digunakan korban karena pada bagian belakang helm terdapat lubang kecil. (Baca: Kepala Polsek di Bima Tewas Ditembak)
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tempo, penembakan terjadi di tengah hutan saat korban sedang dalam perjalanan menuju kantornya yang berjarak sekitar 22 kilometer dari rumahnya di Kelurahan Bedi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima. Kala itu korban mengendarai sepeda motor Yamaha Mio.
Kepala Kepolisian Resor Kota Bima Ajun Komisaris Besar Beny Basir Warmansyah mengatakan belum mengetahui penyebab kematian Abdul Salam. "Masih diselidiki untuk mengetahui secara pasti penyebab kematiannya," ucapnya. (Baca: Kapolsek Dolok Tewas Dianiaya Massa)
Beny tidak ingin berspekulasi perihal dugaan penyebab kematian korban karena penembakan, meski luka di kepalanya mirip luka akibat tembakan.
AKHYAR M NUR
Terpopuler:
Jokowi Mungkin Bikin 27 Kementerian
Jadi Ahli untuk Prabowo, Jokowi Telepon Yusril
Massa Prabowo Samakan KPU dengan PKI
2015, Gaji PNS, Polisi, dan TNI Naik 6 Persen
Marzuki Alie Pingsan di Sidang Pidato SBY