TEMPO.CO, Bima - Jumlah polisi di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang menjadi korban penembakan orang tak dikenal terus bertambah. Sebelum penembakan dialami Kepala Kepolisian Sektor Ambalawi Ajun Komisaris Abdul Salam, Sabtu pagi, 16 Agustus 2014, insiden yang sama menimpa dua polisi lain. (Baca: Kepala Polsek di Bima Tewas Ditembak)
Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, pada Jumat, 28 Maret 2014, sekitar pukul 11.00 Wita, dua peluru bersarang di perut Inspektur Dua Hanafi. Kepala Urusan Satuan Narkoba Kepolisian Resor Kota Bima itu ditembak di depan Rumah Makan Doro Belo, sekitar 300 meter dari Markas Kepolisian Resor Kabupaten Bima. (Baca: Penembakan Kapolsek, Motor dan Pistol Masih Utuh)
Saat itu Hanafi, yang tidak menggunakan seragam kepolisian, baru keluar dari kantornya untuk pulang ke rumahnya di Desa Bante, Kecamatan Woha.
Nyawa Hanafi bisa diselamatkan setelah dia menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Bima. Namun Hanafi mengalami cacat pada bekas lukanya.
Penembakan juga menimpa Brigadir Kepala Muhamad Yamin, anggota Intelijen dan Keamanan (Intelkam) Kepolisian Resor Kabupaten Bima. Dia tewas ditembak orang tak dikenal di depan Masjid Raya Bolo, tak jauh dari rumahnya di Desa Rasabou, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, pada Senin, 2 Juni 2014, sekitar pukul 22.10 Wita.
Muhamad Yamin ditembak dari jarak dekat. Dia tersungkur akibat peluru yang bersarang di dada kirinya. Dia tewas seketika. Sedangkan pelaku langsung kabur.
Kasus-kasus tersebut hingga kini masih dalam penyelidikan. Belum ada tanda-tanda pelakunya terungkap. “Penyelidikan masih terus kami lakukan untuk mengungkap pelakunya,” kata Kepala Polres Kabupaten Bima Ajun Komisaris Besar I Gusti Putu Gede Ekawana.
AKHYAR M NUR
Berita Lainnya:
Tim Prabowo Gugat KPU Lagi, Kali Ini ke PN Jakpus
Kurikulum 2013, Jokowi Tolak Sekolah di Hari Sabtu
2015, Gaji PNS, Polisi, dan TNI Naik 6 Persen
17 Agustus, Jalan Sekitar Istana Dialihkan