TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Unit Pengelola Transjakarta Pargaulan Butarbutar mengatakan tiket elektronik atau e-ticket Transjakarta yang rusak lantaran tidak bisa dideteksi gerbang halte diduga disebabkan oleh adanya goresan pada kartu itu.
“Menyimpan kartunya bagaimana? Karena kalau kartu itu kegores, tidak dapat digunakan lagi,” kata Pargaulan saat dihubungi Tempo, Sabtu, 16 Agustus 2014.
Penyimpanan e-ticket Transjakarta, Pargaulan melanjutkan, harus hati-hati dan tidak sembarangan. “Saya sudah lama memakai e-ticket dari Bank DKI, belum ada masalah,” ujarnya.
Darius Roymundus, 19 tahun, pengguna e-ticket yang dikeluarkan Bank DKI, kecewa karena kartu miliknya rusak. Kerusakan ini dia ketahui saat menempelkan kartu itu di gerbang tiket Halte Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Sabtu, 16 Agustus 2014. Mahasiswa sebuah akademi keperawatan di Jakarta itu lantas meremas kartu tersebut hingga bengkok dan membuangnya ke tong sampah. (Baca: E-Ticket Transjakarta Rusak, Pengguna Buang Kartu)
Pargaulan menyarankan, pengguna e-ticket yang tidak dapat melakukan tapping jangan emosi dulu. “Banyak cara yang dapat dilakukan,” katanya. Misalnya, memeriksa saldo di mesin yang telah disediakan.
“Kalau saldonya masih banyak tapi tidak dapat digunakan, bisa mendatangi bank yang bersangkutan untuk digantikan kartu yang baru dengan saldo sebelumnya,” ujarnya. Penggantian kartu tak dapat dilakukan di loket halte Transjakarta. “Ya, harus ke banknya,” kata Pargaulan.
Transjakarta memberlakukan e-ticket di seluruh halte di koridor I rute Blok M-Kota dan sebelas halte utama koridor lain sejak Senin, 11 Agustus 2014. Dalam menyediakan e-ticket, Transjakarta bekerja sama dengan Bank DKI, Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Mega, dan Bank Rakyat Indonesia. Harga tiket promosi pada 7-17 Agustus 2014 Rp 20 ribu. Mulai 18 Agustus mendatang, harga tiket menjadi normal, yakni Rp 40 ribu. “Sejauh ini belum ada laporan tiket rusak atau tidak bisa digunakan,” ujarnya.
AFRILIA SURYANIS