TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tak setuju penambahan jumlah hari belajar siswa hingga hari Sabtu. Tujuannya agar siswa dapat memanfaatkan akhir pekan untuk beristirahat dan bersosialisasi dengan keluarga dan teman. "Hari sekolah itu Senin sampai Jumat," kata Jokowi di Balai Kota, Jumat, 15 Agustus 2014. (Baca: Aher Setuju Sekolah Sabtu-Ahad Libur)
Jokowi menuturkan kegiatan belajar yang berlangsung hingga Sabtu akan menyita akhir pekan siswa. Artinya, sistem kurikulum tersebut akan menyita waktu yang seharusnya bisa berfungsi sebagai ruang pengembangan diri dan kreativitas anak. (Baca: Lasro Marbun Kritik Kurikulum 2013)
Sebab, menurut Jokowi, kegiatan belajar juga harus diimbangi dengan aktivitas fisik. Dengan begitu, ia mengatakan, kecerdasan emosional dan spiritual siswa juga ikut terlatih. "Akhir pekan memberikan anak kesempatan bermain, berkegiatan pramuka, dan olahraga dengan teman-temannya," kata dia. (Baca: Curhat Guru-Siswa Soal Kurikulum 2013)
Jokowi mengatakan penambahan jam belajar siswa pada Kurikulum 2013 tak terelakkan. Siswa sekolah dasar mendapat tambahan dua jam pelajaran. Sedangkan siswa sekolah menengah pertama dan siswa sekolah menengah atas masing-masing mendapat tambahan empat dan dua jam pelajaran. (Baca juga: Ini Dampak Buruk Siswa Masuk Sekolah Terlalu Pagi)
Untuk itu, ia berujar, para guru memiliki kewajiban tambahan untuk menjamin keamanan siswanya hingga tiba di rumah. Terlebih bagi sekolah yang jam belajar siswanya terbagi dua kelompok. "Tidak apa-apa, sekolah yang pakai dua shift hanya akan tambah lama sekitar 30 menit," ujar Jokowi.
Baca Juga:
LINDA HAIRANI
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Ketua Gerindra Laporkan Metro TV, Detik, dan Tempo
Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono
Rumah Novela Dirusak karena Apa?