TEMPO.CO, Jakarta - Kurikulum 2013 mulai diterapkan secara menyeluruh terhadap sekolah-sekolah di Indonesia, termasuk Jakarta. Dalam penerapan tersebut, Pemprov DKI disebut harus menambah fasilitas gedung agar tak ada lagi sekolah yang menerapkan sistem belajar pagi dan petang. (Baca: Guru: Kurikulum 2013 Kacau)
Sekretaris Jenderal Forum Serikat Guru Indonesia Retno Listyarti mengatakan penerapan Kurikulum 2013 mengharuskan adanya penambahan jam pelajaran. Hal tersebut membuat siswa harus mengikuti pelajaran lebih lama dan pulang lebih sore. "Buat yang ada kelas pagi dan petang, siswa bisa baru pulang Magrib," ujarnya kepada Tempo, Jumat, 15 Agustus 2014. (Baca: Kurikulum 2013, Siswa Ogah Sekolah Hari Sabtu)
Karena itu, menurut Retno, Pemprov DKI perlu segera membangun gedung sekolah baru untuk menambah kapasitas siswa sehingga sistem pagi-petang bisa dihapuskan. "Ini kan ada pagi-petang karena gantian pakai gedung. Kalau gedung cukup, semua bisa masuk pagi," ujarnya. (Baca: Untung-Rugi Jam Belajar Kurikulum 2013 Versi FSGI)
Dalam Kurikulum 2013, jam pelajaran dalam satuan pendidikan ditambah, sedangkan mata pelajaran dikurangi. Untuk tingkat SD ditambah 6 jam pelajaran per minggu (1 jam pelajaran selama 35 menit). Untuk SMP ditambah menjadi 4 jam (1 jam pelajaran selama 40 menit) dan untuk SMA ditambah 2 jam (1 jam pelajaran selama 45 menit). Maka, rata-rata dalam sehari jam pelajaran siswa bertambah sekitar 30 menit.
Retno menuturkan sekolah yang paling terbebani adalah sekolah-sekolah yang memiliki dua shift kegiatan KBM. Sekolah harus bisa membagi jam pelajaran sedemikian rupa agar siswa tidak pulang kemalaman. Di Jakarta sendiri, kata Retno, masih ada sekitar 800-an sekolah yang masih menggunakan sistem pagi-petang.
Namun, dia pun mengakui bahwa hal ini membutuhkan waktu. "Setidaknya butuh waktu tiga tahun untuk bisa menyiapkan gedung-gedung baru," ujarnya. Karena itu, untuk jangka pendeknya, Retno menyarankan agar Pemprov DKI bisa mengoptimalkan pengoperasian dari bus sekolah. "Selama ini beroperasi, tapi tidak maksimal," ujarnya. Pengoptimalan operasi bus sekolah ini bisa membantu para siswa yang pulang lebih sore dengan lebih aman.
Sebelumnya, Pemprov DKI sempat mewacanakan waktu sekolah siswa di Jakarta menjadi enam hari karena penerapan Kurikulum 2013 yang mengharuskan penambahan jam belajar. Namun, akhirnya Dinas Pendidikan DKI memutuskan untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar tetap lima hari dengan pertimbangan memberikan waktu bagi siswa untuk berkumpul bersama keluarga di akhir pekan.
NINIS CHAIRUNNISA
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Ketua Gerindra Laporkan Metro TV, Detik, dan Tempo
Jokowi: Wajar Ada Beda Pendapat Soal Hendropriyono
Rumah Novela Dirusak karena Apa?