TEMPO.CO, Jakarta - Menuju era pasar global memang tak bisa dibendung. Terutama pada industri mode Indonesia yang tahun depan, akan berlangsung Asean Free Trade Area (AFTA) 2015.
"Perancang nasional, terutama mereka yang mengandalkan inspirasi lokal dan bahan baku etnik yang merancang sebagai busana siap pakai siap bersaing dengan merk atau label dari luar negeri," kata Raizal Rais atau Buyung saat pembentukan Forum Desainer Etnik Indonesia (FDEI) do kafe Emax, Pasaraya, Blok M, pada Rabu 13 Agustus 2014.
"Saya yakin, kemampuan dan kreativitas perancang Indonesia tidak kalah dengan China atau negara lain untuk mengembangkan industri mode di dalam hingga ke luar negeri," kata Buyung. (Baca : Etnik Indonesia, Tangkal Hadirnya Produk Impor)
Menurut Buyung yang menjadi penggagas dan pengarah FDEI, Indonesia memiliki potensi mode tak sekedar industri tekstil {TPT), tapi juga industri besar modern yang mengarah ke trend mode dunia.
"Kekuatan Indonesia memiliki kekayaan dan keragaman jenis tekstil atau kain yang melambangkan seni budaya bangsa kita. Sejarah sudah membuktikan seni tekstil kain Indonesia sudah tersohor sejak jaman dulu dan pelestarian tradisi budayanya berjlangsung hingga kini."