TEMPO.CO, Beijing - Ratusan perempuan Cina bergabung dalam kompetisi pamer bulu ketiak pada layanan microblogging Sina Weibo. Kontes yang disebut "Para Gadis Tak Mencukur Bulu Ketiak" ini diminati netizen perempuan Cina.
Coco, seorang wanita muda yang tidak ingin mengungkapkan nama sebenarnya, mem-posting foto ketiaknya yang ditutupi dengan sepotong kain kasa. Dia mengatakan ketiaknya terinfeksi setelah ia mencoba mencukur bulu-bulunya. "Saya banyak menderita. Kini saya tidak berani mencabut bulu ketiak lagi dalam hidup saya," katanya setelah mengunggah foto di Sina Weibo.
Peserta muda lainnya, Alice (bukan nama sebenarnya), mengatakan dia bangga dengan bulu ketiaknya dan menganggapnya seksi dan sehat. "Adalah bagus bagi perempuan muda untuk tidak mencukur bulu ketiak. Saya pikir pandangan seperti ini harus dipromosikan melalui kontes," katanya.
Namun, bagaimana pun juga, kontes foto selfie bulu ketiak di Cina ini telah memicu perdebatan panas. Dari lebih dari 6.400 responden yang berpartisipasi dalam survei Sina Weibo, lebih dari 70 persen mengatakan lebih baik untuk mencukur bulu ketiak karena akan membuat penampilan lebih indah.
Beberapa netizen mengatakan jijik melihat foto tersebut. Sedangkan yang lain menyebut gambar-gambar itu menunjukkan kepercayaan diri dan keberanian perempuan Cina yang ingin menantang norma-norma sosial.
Banyak orang berpikir bahwa kebersihan pribadi atau etiket mendikte perempuan harus mencukur rambut kaki dan ketiak. Pria, bagaimana pun, dianggap jantan jika mereka memiliki bulu pada ketiak, kaki, lengan, dan bahkan dada. Jadi, sementara pria bebas menumbuhkannya, kaum wanita justru harus bersakit-sakit menggunakan lilin atau pisau cukur demi mengendalikan pertumbuhan bulu.
Kontes serupa pernah dilakukan netizen di negara lain. Sejak 2012, sebuah acara di Inggris yang disebut "Ketiak 4 Agustus" meminta partisipasi kaum perempuan untuk menumbuhkan rambut ketiak mereka selama satu bulan demi mengumpulkan uang untuk organisasi amal Verity, yang melakukan penelitian dan membantu wanita yang menderita sindrom ovarium polikistik. Salah satu gejalanya adalah pertumbuhan rambut yang berlebihan.
CHINA DAILY | INDAH P