TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono mengatakan salah satu pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintahan yang baru dalam bidang pertanian adalah menambah lahan. Petani Indonesia saat ini umumnya masih dalam kategori miskin karena rata-rata hanya memiliki luas lahan sebesar 0,3 hektare.
Suswono membandingkan kondisi Indonesia dengan negara lain. Brasil, misalnya. Untuk meningkatkan produksi pertanian, negara tersebut melakukan penambahan lahan seluas 5 juta hektare. "Belum lagi di Thailand, lahan panen 9 juta ha dengan penduduk hanya seperempat kita. Sedangkan Indonesia luas lahan hanya 13,5 juta ha," kata Suswono usai menghadiri konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2014. Untuk itu, harus ada tata ulang lahan pertanian. (Baca: Bangkalan Bikin Perda Pelindungan Lahan Pertanian)
Namun, Suswono mengingatkan untuk daerah yang wajib dikonservasi tetap harus dilindungi. Sedangkan bagi daerah yang mungkin dialihkan untuk ketahanan pangan, menurut dia, harus segera diubah menjadi lahan pertanian. "Jangan sampai Indonesia terjebak impor pada produk utama pertanian," ia menegaskan.
Minimnya lahan pertanian, kata Suswono, disebabkan sistem warisan yang membuat area semakin sempit. Lahan orang tua yang tak seberapa luas umumnya dibagikan kepada anaknya. Luas lahan semakin mengecil sejalan dengan semakin panjangnya generasi pewaris. (Baca: Konversi Lahan Pertanian di Indonesia Mencemaskan)
Minimnya lahan pertanian itulah yang membuat sektor ini tidak menarik. Padahal, komoditas pertanian, menurut dia, akan tetap diperlukan pasar sampai kapan pun. "Tapi, sampai kapan pun, petani tak akan kaya kalau lahannya kecil. Inilah yang harus diselesaikan oleh pemerintah mendatang," kata dia.
Cita-cita swasembada pertanian, kata Suswono, sebenarnya masih mungkin dilakukan asal ada penataan lahan. Upaya itu perlu dilakukan agar para petani tetap bekerja di sektor pertanian.
Selain lahan, pemerintah mendatang juga harus ada keberanian dalam hal subisidi pupuk. Jika subsidi tidak sampai ke petani dengan baik, pemerintah harus berani mengalihkannya. Bentuknya bisa dalam perbaikan irigasi atau penjaminan harga. Dia berjanji akan membuat evaluasi lima tahun sebagai bekal bagi pemerintahan yang baru.
Suswono juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki komoditas perkebunan unggulan seperti sawit, kakao dan karet. Di negara sub-tropis, komoditas tersebut tak bisa disubtitusi. Untuk itu, pekerjaan rumah lain bagi pemerintah baru adalah bagaimana mengoptimalkan komoditas ini.
FAIZ NASHRILLAH
Terpopuler:
Jokowi Mungkin Bikin 27 Kementerian
Jadi Ahli untuk Prabowo, Jokowi Telepon Yusril
Massa Prabowo Samakan KPU dengan PKI
2015, Gaji PNS, Polisi, dan TNI Naik 6 Persen
Marzuki Alie Pingsan di Sidang Pidato SBY