TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia, sehingga potensi wisata syariah cukup tinggi. Namun potensi ini belum digarap dengan baik.
Yanti Sukamdani, Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI), dalam jumpa pers bertema "Quantum Leap Pariwisata dan Ekonomi Kreatif" di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Rabu, 13 Agustus 2014, mengatakan wisata syariah di Indonesia sebenarnya sudah ada. Namun belum ada identifikasi dan koordinasi untuk bidang wisata syariah ini.
"Kita harus membuat pemetaan potensi wisata syariah. Sebenarnya sudah ada wisata syariah di bidang resto, hotel, dan lainnya," kata Yanti.
Menurut Yanti, nantinya pemetaan ini tidak hanya diterapkan pada tempat-tempat wisata, tapi juga pada elemen atau infrastruktur lain yang mendukung dan sesuai dengan kualifikasi wisata syariah itu sendiri.(Baca : Peringatan 17 Agustus, Ada Lomba Mendaki Rinjani)
"Seperti di mana saja hotel, tempat makan, masjid, dan hal pendukung lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan muslim," kata Yanti.
Yanti mengatakan, wisata syariah bukan hanya soal mengunjungi tempat-tempat Islam bersejarah, tetapi juga wisata alam yang selama perjalanannya harus memenuhi kebutuhan wisatawan muslim.
BPPI, menurut Yanti, punya program untuk mengembangkan wisata syariah di Indonesia. Program tersebut berfokus pada sejumlah hal, di antaranya penyiapan produk wisata syariah serta promosi dan kerja sama.
"Kami sedang mempersiapkan pameran wisata syariah, karena ini potensi yang luar biasa," ujar Yanti.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Peringatan 17 Agustus, Ada Lomba Mendaki Rinjani
Sektor Pariwisata Butuh Sosok Profesional
Tarik Wisatawan, Relawan Selfie di Jembatan Jurug
Unik, di Yogyakarta Ada Gunungan Ayam Goreng
Berwisata ke Pulau Nias, Ini 4 Obyek Menarik