TEMPO.CO, Lamongan - Eks kombatan Afganistan dan Moro, Filipina Selatan, Ali Fauzi, 44 tahun, menilai langkah pemerintah mendata tenaga kerja Indonesia (TKI) di negara-negara Timur Tengah asal Lamongan hanya buang tenaga dan biaya. Pemerintah melakukan pendataan lantaran ada keikutsertaan warga Lamongan dalam gerakan Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS).
"Sia-sia dan buang tenaga," ujarnya kepada Tempo, Ahad, 17 Agustus 2014.
Ali Fauzi mengatakan pemerintah mesti mengetahui cara ISIS mengadakan rekrutmen, pelatihan, dan pengiriman anggota ke medan perang. Karena itu, pemerintah tak bisa langsung mengaitkan isu ISIS dengan TKI, khususnya asal Lamongan, di Timur Tengah. (Baca: Buntut ISIS, Lamongan Data TKI di Timur Tengah)
Pria asal Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, ini mengatakan, dalam menangani kasus ISIS, pemerintah harus mengetahui akar gerakan ini. Misalnya, perihal rekrutmen, latihan, dan tujuannya. "Jadi, sekali lagi, jangan samakan dengan TKI," kata adik terpidana Bom Bali I, Ali Ghufron dan Amrozi, tersebut.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Lamongan tengah mendata warganya yang menjadi buruh migran, terutama yang berada di kawasan Timur Tengah. Langkah ini diambil lantaran ada tujuh warga Lamongan yang diduga menjadi anggota ISIS. (Baca: Satu Lagi Video Seruan Jihad ISIS Beredar)
Apalagi setelah diketahui ada warga Indonesia asal Lamongan yang menjadi anggota ISIS dan tewas di Irak, yakni Wildan Mukhollat. Pria yang tewas karena menjadi pelaku bom bunuh diri ISIS ini rupanya tinggal di satu kecamatan dengan para terpidana Bom Bali I. Atas dasar temuan itulah lantas pemerintah Lamongan meminta data TKI asal wilayahnya kepada Kementerian Luar Negeri.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Lamongan, Mohammad Zamroni, mengatakan pihaknya mengajak dialog para tokoh agama, dari Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama, juga Muhammadiyah. "Mereka diberi pemahaman apa itu ISIS dan keberadaannya di Timur Tengah serta di Tanah Air dalam waktu dekat ini," kata Zamroni kepada Tempo, Jumat, 15 Agustus 2014. (Baca: Kapolri: RI Tolak Paham dan Kegiatan ISIS)
Pemerintah Lamongan telah menyatakan menolak ISIS. Kepala Kepolisian Resor Lamongan Ajun Komisaris Besar Polisi Solekan malah menyatakan ada kemungkinan lebih dari tujuh warga Kecamatan Solokuro yang menjadi anggota ISIS. (Lebih detail soal ISIS klik di sini)
SUJATMIKO
Berita Lainnya: