TEMPO.CO, London- Analis kebijakan politik luar negeri asal Inggris, Lucy Fisher, menengarai faktor ekonomi merupakan penyebab utama kelompok Negara Islam (Islamic State/ISIS) berkembang di Irak. Bahkan, menurut pemenang Anthony Howard Award 2013--penghargaan untuk mengenang wartawan politik kenamaan Anthony Howard yang meninggal pada 2010--isu ekonomi inilah yang menyebabkan ISIS mendapat dukungan dari kaum Sunni di Irak.
"Masyarakat Sunni Irak selama ini ditekan oleh kepemimpinan Syiah, dan ISIS muncul menawarkan peluang hidup lebih baik," kata Fisher seperti dilansir situs Newstatesman.com, Inggris, Senin, 18 Agustus 2014. Fisher menuturkan kebanyakan warga Sunni Irak bekerja sebagai petani dan hidup di bawah garis kemiskinan.
Dia mengutip data yang menyebutkan 20-35 persen populasi penduduk Sunni Irak mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, selama 10 tahun lebih di bawah kepemimpinan Saddam Hussein yang merupakan keturunan Sunni Arab dari Tikrit, mereka tetap terpinggirkan. (Baca: Ogah Lawan ISIS, Amerika Kirim Tentara ke Irak )
Menurut Fisher, kondisi tersebut adalah ironi bagi sebuah kawasan yang dialiri dua sungai besar di Asia, yaitu Tigris dan Efrat. "Ini ironi pahit bagi masyarakat Sunni pedesaan karena kawasan Irak termasuk subur," ujarnya.
Puncaknya terjadi pada 2003 ketika perang antara Sunni dan Syiah menghancurkan 90 persen pertanian Irak. Walhasil, pada 2004, hingga enam tahun kemudian, Irak mengalami krisis pangan.
Kondisi ekonomi penduduk Sunni Irak berpotensi memunculkan pemberontakan. Pada 2012, puluhan ribu warga Sunni Irak turun ke jalan menentang dominasi Syiah. "Mereka akhirnya dihadapkan pada tiga pilihan: menderita, menganggur, atau bergabung dengan ISIS," katanya.
Terakhir, ISIS dilaporkan mengeksekusi sedikitnya 700 orang dari suku Sheitat asal Suriah timur. Ratusan warga sipil ini dipenggal kepalanya karena menolak berbaiat kepada ISIS.
NEWSTATESMAN | SYAILENDRA
Berita Terpopuler
Tolak Baiat ISIS, 700 Warga Sheitat Dipenggal
Sebut ISIS Produk Zionis, Pejabat Belanda Diskors
Amerika Diguncang Kerusuhan Berbau Rasis
Cara Kristiani Tangkal ISIS di Media Sosial