TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi membentuk forum komunikasi yang menolak organisasi radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Senin, 18 Agustus 2014. Forum ini dibentuk menyusul adanya penangkapan terduga anggota ISIS di Jatiasih beberapa waktu lalu. (Baca juga: Bagaimana ISIS Hancurkan Toleransi Beragama di Irak?)
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyampaikan pembentukan forum komunikasi menolak ISIS ini merupakan salah satu upaya mencegah potensi berkembangnya pergerakan ISIS di Bekasi. "Kami kuatkan peran seluruh unsur masyarakat agar ISIS tidak menguat," ujar Rahmat Effendi dalam acara forum tersebut dengan tema "Sinergitas Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, LSM, Muspida menolak ISIS" yang dilaksanakan di Pendapa Kota Bekasi, Senin siang. (Baca: Mendata TKI Terkait ISIS Sia-Sia)
Rahmat menuturkan adanya forum tersebut membuat masyarakat ikut mengontrol gerakan-gerakan yang berpotensi radikal di lingkungannya. "Jika ada indikasi, masyarakat sudah tahu ke mana harus melapor," katanya.
Rahmat menuturkan ada beragam organisasi masyarakat di Kota Bekasi. Namun ideologinya sama, yakni Pancasila, yang menghargai perbedaan keyakinan satu sama lain. Jadi, jika ada gerakan yang menyimpang dari prinsip keutuhan NKRI, harus ditindak tegas. (Baca: Indonesia Bukan Negara Agama, SBY Tolak ISIS)
Forum ini akan melakukan berbagai pertemuan untuk mendiskusikan perkembangan ISIS, membahas temuan-temuan masyarakat, dan hasil kinerja intelijen menyangkut pergerakan tersebut.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi Abdul Rosyid mengatakan ISIS adalah gerakan terlarang sehingga harus diantisipasi dengan melibatkan semua lapisan masyarakat. "Potensi gerakan radikal ISIS harus diwaspadai," ujarnya.
Adapun Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Kota Komisaris Besar Priyo Widiyanto menegaskan bahwa pihaknya tidak kecolongan terkait dengan munculnya pergerakan ISIS di wilayahnya. "Penangkapan pengikut ISIS merupakan hasil dari kerja intelijen kepolisian," tuturnya. (Baca: ISIS Subur di Irak karena Faktor Ekonomi)
Artinya, kata Priyo, kepolisian tidak bisa dinilai lamban, meski gerakan tersebut telah melakukan deklarasi di Masjid Al-Muhajirin pada 3 Agustus 2014. "Polisi bisa dibilang lambat jika sudah terjadi gerakan makar baru kami turun." (Baca: Cara Kristiani Tangkal ISIS di Media Sosial)
HAMLUDDIN
Berita Lainnya:
KPU Pastikan Tak Penuhi Panggilan Komisi II DPR
Warga Bantaran Kali Mampang Pindah ke Rusun
Hello Kitty Dapat Misi ke Luar Angkasa
Bukti Dobel, Tim Prabowo-Hatta Diminta Perbaiki