TEMPO.CO, Bima - Puluhan spanduk bertuliskan penolakan terhadap Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and al-Sham (ISIS) di berbagai lokasi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, dirusak orang tak dikenal. Bahkan ada pula yang dilenyapkan. (Baca: WNI Tewas di Suriah Warga Pulau Jawa dan NTB)
Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor Kota Bima Dzul Amirul Hak mengatakan puluhan spanduk yang hilang itu adalah bagian dari spanduk yang dipasang secara serentak pada Ahad, 17 Agustus 2014. (Baca: Wilayah Kekuasaan ISIS Sudah Seluas Inggris)
"Kami masih terus menginventarisir spanduk yang dirusak dan dilenyapkan oleh oknum tak bertanggung jawab itu," ujar Dzul kepada Tempo, Selasa, 19 Agustus 2014.
Berdasarkan pantauan Tempo, dua spanduk yang bertuliskan "Menolak ISIS masuk Bima" di Jalan Soekarno-Hatta dan pusat rekreasi Ama Hami sobek dan bergelantungan. Spanduk itu seperti dirusak dengan cara disayat-sayat. (Baca: Penembak Polisi Bima Diduga Teroris)
Dzul mengaku tidak tahu pelaku perusakan spanduk. Dzul justru merasa terkejut ketika mengetahui puluhan spaduk sudah dalam keadaan rusak dan hilang. "Kami belum tahu siapa atau kelompok mana pelakunya,” katanya.
GP Ansor yang mengkoordinasi pemasangan spanduk, ujar Dzul, tidak akan melakukan balas dendam atas aksi perusakan itu. Pengurus GP Ansor lainnya, Rusidiyono, menuturkan akan mulai melakukan pengamanan internal dengan menyiagakan pasukan Banser untuk menjaga sekretariat.
Pengamanan itu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan lain yang bisa saja terjadi. Rusidiyono belum bisa memastikan apakah ada kaitan antara aksi perusakan spanduk dan sikap penolakan GP Ansor terhadap ISIS. “Tapi kami sangat menyayangkan upaya-upaya teror seperti itu oleh pihak tertentu.”
Anggota Banser NU Kota Bima, Ardiyansyah, mengatakan empat spanduk rusak parah. Masing-masing yang dipasang di depan SMA Negeri 4 Bima, Kelurahan Penatoi, Taman Ria, dan di kantor Sekratariat GP Ansor. “Yang dipasang di Taman Ria hanya ditinggalkan sebagian saja, sementara di Amahami sepertinya sudah diambil karena tak ada bekas yang tertinggal,” ujarnya.
Menurut Ardiyansyah, hanya satu spanduk yang tidak dirusak dan dibiarkan tetap terpasang, yakni di simpang empat Pasar Raya Bima. Ia menduga aksi perusakan dilakukan sebelum subuh sekitar pukul 03.00 Wita.
AKHYAR M. NUR
Terpopuler
Fahri Hamzah Disebut Terima US$ 25 Ribu dari Nazar
Jadi Bos Pertamina, Apa Prestasi Karen
Bagaimana ISIS Hancurkan Toleransi Beragama di Irak?
Bagaimana PRT Pembunuh Bayi di Riau Dibekuk?