TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hanya membawa Pertamina ke peringkat 122 Fortune Global, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan juga tercatat sebagai salah satu 50 perempuan berpengaruh versi Fortune pada 2012. (Baca: Jadi Dirut Pertamina, Karen: Tak Ada 'Me Time')
Karen berhasil membukukan kenaikan laba perusahaan dari US$ 2,7 miliar pada 2012 menjadi US$ 3,07 miliar pada tahun lalu. Namun, selain prestasi yang ditorehkan, Karen menyisakan beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan manajemen Pertamina mendatang. Berikut ini di antaranya:
1. Produksi minyak pada 2014 hanya 254 ribu barel per hari atau 90,6 persen dari target yang ditetapkan 280,2 ribu barel per hari.
2. Utang subsidi pada tahun ini yang belum dibayarkan pemerintah kepada Pertamina sekitar Rp 48 triliun.
3. Kerugian dari penjualan solar kepada PT PLN sebesar US$ 45 juta atau sekitar Rp 495 miliar.
4. Kerugian dari bisnis penjualan gas elpiji tabung 12 kilogram sebesar Rp 6 triliun.
5. Kapasitas kilang minyak tak bertambah.
6. Impor minyak membengkak. Pada tahun lalu impor minyak mentah dan BBM naik 27 persen menjadi 16 juta ton dari 12,5 juta ton pada 2012.
ALI NY | RISET PDAT |LAPORAN KEUANGAN PERTAMINA | BADAN PUSAT STATISTIK
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Mundur dari Pertamina, Karen Pindah ke Harvard
Tim Jokowi Tuding Saksi Tim Prabowo Ngarang
Mengapa ISIS Lebih Hebat dari Al-Qaeda?