TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh pendiri Golkar, Suhardiman, meminta partai berlambang pohon beringin itu segera menggelar musyawarah nasional. Langkah itu perlu diambil untuk mengevaluasi kepemimpinan Aburizal Bakrie alias Ical. "Sudah sepantasnya Ical lempar handuk," ujarnya saat menghadiri acara diskusi bertema "Posisi Partai Golkar" di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar, Rabu, 20 Agustus 2014.
Suhardiman menjelaskan, mekanisme musyawarah nasional merupakan forum yang tepat untuk mengevaluasi kepemimpinan Ical terkait dengan hasil yang dicapai partai beringin dalam pemilu legislatif dan presiden beberapa waktu lalu. "Jumlah perolehan kursi menurun. Golkar juga gagal mencalonkan presiden dan membuat keputusan koalisi yang salah," kata pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) ini. (Baca: Tiga Kader Golkar Gugat Ical 1 Triliun)
Menurut Suhardiman, kegagalan itu mestinya membuat Ical tak bisa mempertahankan kursinya hingga 2015. Ical perlu memikirkan masa depan partai dan membuka ruang rekonsiliasi dengan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Apalagi saat ini ada 200 kepala daerah yang didukung oleh Golkar. "Dia harus sportif dan berjiwa besar menerima keadaan. Itu sikap kesatria," katanya. (Baca: Golkar Jegal Pelantikan Nusron dan Agus Gumiwang)
Pendapat serupa disampaikan Ketua Bidang Kepemudaan DPP Partai Golkar Yoris Raweyai. Menurut dia, gejolak di tubuh Golkar perlu diakhiri lantaran model kepemimpinan Ical cenderung otoriter dan tak mencerminkan ketaatan terhadap konstitusi organisasi. "Yang paling tragis adalah pemecatan kadernya. Ini yang membawa Golkar pada kehancuran," katanya.
RIKY FERDIANTO
Terpopuler:
Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat
Prediksi Mantan Hakim MK Soal Gugatan Prabowo
Bisakah PTUN Menangkan Prabowo-Hatta?
Jokowi Ingin Makan Kerupuk, Pengawal Melarang
ISIS Rilis Video Pemenggalan Wartawan AS