TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan permukiman kumuh di kolong jembatan layang di Ibu Kota akan diubah menjadi lapangan olahraga dan taman bermain anak. Alasannya, Jakarta kekurangan kedua tempat tersebut guna memenuhi hak anak untuk berekreasi.
"Anak tinggal di kota besar itu kasihan, kalau mau hiburan harus membayar," kata Basuki saat menyampaikan sambutan Hari Anak Nasional di Dunia Fantasi Ancol, Jakarta Utara, Rabu, 20 Agustus 2014. (Baca: Ahok Akan Tambah Besaran KJP 2015)
Ahok membandingkan anak-anak yang tinggal di kota besar dengan dirinya yang tinggal di desa di Belitung Timur. Ahok mengisahkan anak desa dapat memanfaatkan semua lingkungan di tempat tinggalnya untuk bermain. Sedangkan anak-anak di perkotaan harus membayar tiket yang tergolong mahal untuk menikmati taman hiburan. (Baca: Siapa Wakil Gubernur, Ahok: Pasrah.com)
Pengadaan taman bermain di kolong jembatan layang, Ahok berujar, juga ditambah dengan pembelian lahan warga di lingkungan perumahan yang akan diubah menjadi active park. Active park merupakan taman yang menyediakan fasilitas olahraga, seperti outdoor gym dan lapangan bulu tangkis. (Baca: Ahok Bilang Galaknya Bermanfaat)
Setelah adanya taman, Ahok meminta Dinas Sosial DKI Jakarta mendata jumlah anak jalanan yang ada di Jakarta. Pendataan ini bertujuan menyekolahkan anak tersebut dan mencegah eksploitasi anak. Sebab, menurut Ahok, Ibu Kota tak mampu mencegah datangnya pendatang. (Baca juga: Ahok: Merdeka Itu Enggak Korupsi)
Khusus pendatang anak-anak, mantan Bupati Belitung Timur itu berujar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkewajiban menjamin pendidikan mereka. "Sudah nasib Ibu Kota didatangi semua orang, kami wajib mengurus anak jalanan yang ada di sini," ujar Ahok.
LINDA HAIRANI
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Bandel, Ahok Punya Cara Jebak Uber App/Uber.com
Jokowi Ingin Makan Krupuk, Pengawal Melarang
Prabowo Minta Ibu-ibu Siapkan Dapur Umum