TEMPO.CO, Jakarta - Pembanguan enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta ditolak keras melalui sebuah petisi di situs change.org. Hingga Rabu, 20 Agustus 2014, pukul sebelas siang, petisi tersebut telah mendapat 4.098 tanda tangan. (Baca:'Jokowi Tersandera Rencana 6 Tol dalam Kota')
Cak Daus, pembuat petisi itu, menulis, pembangunan jalan tol dalam kota tidak akan menyelesaikan problem kemacetan lalu lintas Ibu Kota. "Studi kelayakan pembangunan tol dalam kota Jakarta menyebut setiap pertambahan 1 kilometer jalan akan meningkatkan jumlah kendaraan sebanyak 1.923 unit mobil," kata Cak Daus dalam petisinya.
Petisi ini sebenarnya sudah didaftarkan di situs petisi internasional itu pada November 2012. Namun rencana pembangunan tol terus berlanjut. Akhir Juli lalu, Kementerian Pekerjaan Umum telah mengesahkan proyek pembangunan jalan bebas hambatan yang memakan dana Rp 42 triliun itu.
Sejumlah aktivis belakangan kembali menggiatkan petisi yang berjudul "Batalkan Pembangunan 6 Jalan Tol Dalam Kota Jakarta #Tolak6Tol" itu. "Estetika kota yang sudah hancur bakal tambah hancur dengan pembangunan enam ruas tol. Ayo teken ini," cuit sejarawan JJ Rizal di akun Twitter-nya kemarin.
Menurut Rizal, argumen Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama bahwa tol ini diperlukan untuk mengatasi kemacetan karena terintegrasi dengan jalur transportasi umum tidak masuk akal. "Tidak ada dalam sejarah pembangunan tol bisa membebaskan kota dari kemacetan," ujarnya.
Penanda tangan petisi ini turut memberikan argumen mengapa pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota Jakarta harus ditolak. Salah satunya, pembangunan tol ini justru akan meningkatkan subsidi bahan bakar minyak. “Sementara itu, subsidi untuk membangun infrastruktur transportasi massal seperti kereta api justru selalu diabaikan,” kata Deddy Herlambang, seorang penanda tangan petisi ini.
Pembangunan keenam ruas tol tersebut saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto sebelumnya menargetkan konstruksi tol akan rampung dalam waktu enam tahun. Namun Ahok justru mendesak target pembangunan dipercepat menjadi hanya tiga tahun.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Berita Terpopuler:
Pembunuh Ade Sara Terancam Penjara Seumur Hidup
Ini Isi Dokumen Kesimpulan Tim Jokowi ke MK
Nusron Wahid: Aku Rapopo, tapi...
Jupe: Foto Diego Tak Patut Dicontoh