TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat badan usaha milik negara, Said Didu, menyatakan pengunduran diri Direktur Utama PT Pertamina Galaila Karen Agustiawan murni atas alasan pribadi, bukan alasan politis. "Mundurnya Karen itu hikmah bagi pemerintah baru. Tidak nyaman lagi seorang profesional bekerja di BUMN," kata Said seusai diskusi di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, 20 Agustus 2014.
Said memandang Karen sebagai orang baik yang berintegritas. Mundurnya Karen saat ini, menurut Said, tidak ada pertimbangan politik. Semuanya murni profesional karena permohonan itu sudah diajukan sejak lama. (Baca: Said Didu: Karen Mundur karena Tak Kuat Tekanan)
Menurut Said, keputusan Karen meninggalkan kursi nomor satu di Pertamina menjadi bukti ada ketidaknyamanan kaum profesional bekerja di lingkungan BUMN. Apalagi Said mengklaim kalangan profesional bukan orang yang gemar mencari jabatan.
Said menilai cukup sulit untuk menemukan sosok pengganti Karen pada masa mendatang. "Kalau profesional banyak yang mundur, akibatnya makin banyak penikmat jabatan yang mengisi pos-pos tersebut," kata mantan Sekretaris Kementerian BUMN tersebut.
Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung menegaskan pengunduran diri Karen mutlak keinginan pribadi. "Jadi beliau tidak mengundurkan diri karena alasan politik, apalagi alasan karena mendapatkan tekanan dari pemerintah," ujar Chairul di kantornya, Rabu, 20 Agustus 2014. (Baca:Dahlan Iskan Panggil Bos PLN dan Pertamina)
Menurut Chairul, keinginan Karen mengundurkan diri selaku orang nomor satu di perusahaan minyak pelat merah itu sudah beberapa kali disampaikan, tapi belum ditanggapi pemerintah. "Saya tahu persis sebagai Menko (Menteri Koordinator) Perekonomian, tidak ada tekanan atau apa pun hal-hal yang terkait dengan masalah Pertamina," katanya membela calon dosen Universitas Harvard tersebut.
Karena itulah, Chairul menyatakan pengunduran diri Karen tidak ada hubungannya dengan tekanan pihak lain. "Apalagi dikaitkan dengan hal-hal yang berbau politik atau dikaitkan dengan kebijakan-kebijakan ekonomi," ujarnya.
AISHA SHAIDRA
Terpopuler:
Jokowi: PAN dan Demokrat Mulai Merapat
Prediksi Mantan Hakim MK soal Gugatan Prabowo
Bisakah PTUN Menangkan Prabowo-Hatta?
Dokumen Kesimpulan Prabowo Tebalnya 5.000 Lembar
Jokowi Ingin Makan Krupuk, Pengawal Melarang