TEMPO.CO, Gaza - Israel menyebutkan serangan udara yang dilakukannya beberapa jam sebelum perjanjian gencatan senjata berakhir terjadi karena Hamas lebih dulu menembakkan sepuluh roket ke arah Israel selatan. Namun tuduhan ini ditepis Hamas. Pihak Hamas justru menuding Israel ingin menyabotase perundingan perdamaian yang digelar di Kairo, Mesir. (Baca: Istri dan Anak Pemimpin Hamas Jadi Korban Israel)
“Kami tidak memiliki informasi tentang penembakan roket dari Gaza,” kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, seperti dikutip Daily Mail, Rabu, 20 Agustus 2014. Serangan udara Israel, kata dia, dimaksudkan untuk menyabotase perundingan Kairo. (Baca: Perundingan Alot, Gencatan Senjata Gaza Ditambah)
Pembicaraan di Kairo telah berpusat pada proposal Mesir yang memenuhi beberapa tuntutan Palestina, seperti mengurangi delapan tahun blokade Israel di Gaza. Hal ini ditolak mentah-mentah oleh Israel. (Baca: Ini Alasan Israel Tak Mau Buka Perbatasan Gaza)
Israel berkeras tidak membuka blokade Gaza sepenuhnya. Alasannya, mereka khawatir milisi Hamas akan memanfaatkan perbatasan yang terbuka untuk menyelundupkan senjata. Israel juga mengaku risau Hamas akan kembali membangun jaringan terowongan apabila impor bahan bangunan ke Gaza dilonggarkan.
Meskipun perjanjian gencatan senjata membuat Gaza tenang sejak 11 Agustus lalu sehingga bisa memberikan kemudahan distribusi bantuan, jutaan pengungsi Gaza masih dihantui ketakutan bahwa konflik bisa kapan saja kembali meletus.
“Di sini tidak ada harapan,” tutur Riyad Abul Sultan, seorang pria beranak sepuluh yang mengungsi di sebuah sekolah PBB di Gaza. “Mereka mungkin bisa menyelesaikan konflik dalam dua jam, tapi mungkin juga bahwa Israel akan mulai mengebom lagi.”
ANINGTIAS JATMIKA | DAILY MAIL
Terpopuler
Tak Siap Menikah, Pria AS Pura-pura Mati
Gencatan Senjata di Gaza Diperpanjang 24 Jam
Maskapai AS Dilarang Terbang di Atas Suriah