TEMPO.CO, Jakarta - Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menetapkan Indonesia berhasil menyelesaikan fase pertama pengembangan infrastruktur pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Fase pertama ini berisi tentang kesiapan infrastruktur untuk penetapan pelaksanaan proyek pembangunan PLTN.
Setelah lulus evaluasi IAEA dalam Integrated Nuclear Infrastructure Review Mission (INIR), Indonesia bisa melanjutkan ke fase kedua, yaitu persiapan konstruksi PLTN. (Baca: Berapa Biaya Membangun Pembangkit Listrik Nuklir?)
Deputi Direktur Jenderal IAEA Alexander Bychkov mengatakan Indonesia punya kemampuan dan sumber daya untuk membangun PLTN. "Dengan perencanaan yang matang, PLTN di Indonesia bisa dibangun dan beroperasi dengan aman," kata Bychkov dalam kunjungannya ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta, Kamis, 21 Agustus 2014.
Infrastruktur tapak PLTN yang sudah dinyatakan siap dan layak berada di Semenanjung Muria, Jawa Tengah, dan Pulau Bangka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Indonesia juga melakukan evaluasi mandiri di wilayah itu sejak 2009. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) juga melakukan studi awal untuk mengukur potensi infrastruktur di Provinsi Banten dan Kalimantan Barat.
Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan perlunya membentuk tim nasional untuk mempersiapkan fase kedua. Jika berhasil lulus pada tahap ini, program bisa memasuki fase ketiga, yaitu pembangunan dan pengoperasian PLTN. Seluruh evaluasi yang dilalui mengacu pada panduan IAEA.
Batan, menurut Djarot, bisa membangun reaktor daya non-komersial untuk riset. Batan memiliki reaktor nuklir riset GA Siwabessy di Serpong, Tangerang, dengan kapasitas daya 30 megawatt termal. Namun Batan tidak bisa membangun PLTN untuk keperluan komersial. "Ada keputusan politis juga menyangkut pembangunan PLTN komersial," katanya.
Hasil survei yang dikerjakan Batan pada 2010 menunjukkan 60 persen warga mendukung pembangunan PLTN. Namun, setelah kecelakaan di PLTN Fukushima, Jepang, akibat gempa dan tsunami pada 2011, respons warga terhadap pembangunan PLTN langsung anjlok. "Perlu pendekatan dan penjelasan lagi bagaimana PLTN yang aman itu," kata Djarot.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA
Berita Lain:
Twitter Hapus Foto Mendiang Berdasar Permintaan
Vaksin Ebola, ZMapp, Berasal dari Tembakau
Tengah Diuji Coba, Begini Vaksin Ebola, ZMapp, Dibuat