TEMPO.CO, Jakarta: Kemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Mahkamah Konstitusi dinilai bisa mempengaruhi posisi Aburizal Bakrie di Partai Golkar. Pengurus Daerah Partai Golkar akan berbalik mendesak percepatan musyawarah nasional yang berujung pergantian pimpinan partai tersebut. "Sangat mungkin terjadi perubahan jika putusan MK memenangkan pasangan Jokowi-JK," kata politikus Partai Golkar, Nudirman Munir, di ruang kerjanya, gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2014.
Sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar sebelumnya mengaku tetap loyal terhadap Aburizal Bakrie. Namun Nudirman menyatakan keputusan Mahkamah hari ini bisa mengubah peta politik di internal Golkar. Ia menganggap pengurus provinsi Partai Golkar di daerah masih menunggu apa keputusan MK. "Dan sikap itu juga akan mempengaruhi lanjut atau tidaknya dukungan dalam Koalisi Merah Putih," kata Ketua MKGR Bidang Advokasi ini.
Politikus yang berlatar profesi pengacara ini mengatakan, kemenangan pasangan Jokowi-JK di Mahkamah Konstitusi bisa mengubah angin dukungan dari para pengurus Golkar di daerah. Mereka bisa mendesakkan percepatan Musyawarah Nasional Partai Golkar. "Munas akan kembali ke jadwal sebelumnya, yakni pada Oktober 2014 atau malah dipercepat. Jadi, jika keputusan MK tak berpihak (pada Prabowo-Hatta), koalisi Merah Putih akan mencair dengan sendirinya," kata dia. (Baca: Nusron Wahid: Aku Rapopo, tapi... )
Hari ini, Mahkamah Konstitusi akan memutuskan sengketa pemilu presiden yang diajukan oleh pasangan calon nomor undian 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Komisi Pemilihan Umum sebelumnya telah menetapkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2014. (Baca: Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun)
Sebelumnya, sejumlah politikus muda Partai Golkar mendesakkan percepatan Musyawarah Nasional Partai Golkar. Alasan mereka, Aburizal tak menjadi calon presiden dan Aburizal dinilai gagal dalam pemilu presiden dan wakil presiden.
RIKY FERDIANTO