TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan teror terhadap sejumlah polisi masih akan terus berlangsung.
Menurut Boy, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, adalah wilayah yang harus diwaspadai sebagai target teror selanjutnya.
"Kelompok teror ini termasuk organized crime. Polisi harus waspada," ujar Boy di Mabes Polri pada Kamis, 21 Agustus 2014. (Baca: Penembak Polisi Bima Diduga Teroris)
Sejak tahun 2013, serangkaian aksi penembakan yang terjadi di Bima menewaskan empat polisi. Kejadian terakhir menimpa Kapolres Ambalawi Ajun Komisaris Abdul di Bima yang tertembak dua kali di bagian kepala pada Sabtu pagi, 16 Agustus 2014.
Boy mengatakan Poso menjadi target selanjutnya karena adanya dugaan penembak polisi di Bima, Nusa Tenggara Barat, terkait dengan jaringan Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso. Jaringan ini, menurut Boy, bermarkas di Poso.
"Fakta keterlibatan bisa dilihat dari banyak warga asal NTB yg ikut aksi teror di Poso. Kalau bisa dilihat track record yang selama ini ada cukup jelas," kata Boy pada Selasa, 19 Agustus 2014. (Baca: Peta Konsentrasi Jaringan Teroris di Indonesia)
Juru bicara Mabes Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie mengatakan teroris penembak polisi biasanya beraksi di daerah-daerah terpencil. "Daerah yang (mempunyai akses jalan) berbelok-belok. Daerah sepi. (Aksi) mungkin sudah dipelajari dan lama," kata Ronny. (Baca: Pergerakan ISIS Mirip Kelompok Santoso di Poso)
Menurut Boy, polisi sudah mengantongi nama terduga penembak. Namun, nama tersebut belum bisa dipublikasikan.
ROBBY IRFANY
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Bandel, Ahok Punya Cara Jebak Uber App/Uber.com
Jokowi Ingin Makan Krupuk, Pengawal Melarang
Prabowo Minta Ibu-ibu Siapkan Dapur Umum