TEMPO.CO, Gaza - Israel disebut telah salah sasaran dalam serangan pada Selasa, 19 Agustus 2014. Serangan yang menargetkan Mohammed Deif, salah satu pemimpin Hamas, malah menewaskan istri Deif dan bayinya yang masih berusia tujuh bulan. (Baca: Istri dan Anak Pemimpin Hamas Jadi Korban Israel)
Mengutip laporan Reuters, Rabu, 20 Agustus 2014, dalam sebuah siaran televisi, Abu Ubaida, juru bicara Hamas mengatakan, “Anda telah gagal dan Anda melewatkan Deif dalam serangan itu.” (Baca: Perundingan Alot, gencatan Senjata Gaza Ditambah)
Hamas dan pejabat medis mengatakan 23 orang tewas dalam serangan terbaru Israel beberapa jam sebelum perjanjian gencatan senjata berakhir. Di antara korban tewas, terdapat istri Deif dan anaknya, tapi Deif dilaporkan tidak berada di rumah itu selama Gaza kembali memanas sejak 8 Juli lalu.
Tewasnya anak dan istri pemimpin Hamas ini membuat ribuan warga Palestina turun ke jalan dan menghadiri pemakaman mereka di kamp pengungsi Jabaliya. Sebagai bentuk belasungkawanya, seorang ibu Palestina sampai menyatakan bahwa ‘masih ada 100 wanita lain’ yang siap jadi istri Deif.
Sementara itu, tidak ada konfirmasi dari Israel bahwa mereka mencoba membunuh Deif. Serangan udara ini, kata Israel, diluncurkan karena Hamas menembakkan roket ke wilayah selatan Israel. Namun Hamas balik menuding bahwa Israel ingin menyabotase perundingan Kairo. (Baca: Hamas Tuding Israel Sabotase Perundingan Kairo)
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Perlakuan ISIS ke Perempuan dan Anak-anak Yazidi
Rusia Perkuat Angkatan Laut buat Saingi NATO
Kasus Wartawan Foley, Obama: ISIS seperti Kanker