TEMPO.CO, Surakarta - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta masyarakat menghormati putusan yang akan dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi terkait dengan sengketa pemilihan presiden. Dia juga meminta agar kedua kubu melakukan rekonsiliasi nasional seusai putusan dibacakan.
"Masyarakat pada saat ini seolah-olah terbelah," kata Din di Surakarta, Kamis, 21 Agustus 2014. (Baca: Amien Rais Bilang 80 Persen Warga Muhamadiya Pro-Prabowo)
Hal itu disebabkan oleh panasnya suhu politik sejak masa kampanye hingga seusai pencoblosan. Situasi panas semakin panjang setelah salah satu kubu yang menggelar gugatan setelah Komisi Pemilihan Umum menetapkan hasil pemungutan suara.
Menurut Din, semua lapisan masyarakat harus bisa menerima semua putusan dari hakim di Mahkamah Konstitusi. "Putusan ini bersifat final," katanya. Penghormatan terhadap putusan pengadilan juga merupakan kewajiban semua warga negara.
Dia juga menyatakan kedua belah pihak tidak perlu lagi memperpanjang perseteruan di jalur legislatif. "Sudah cukup. Yang kalah jangan marah, yang menang jangan mentang-mentang," katanya. Din menyarankan agar kedua kubu mulai berpikir bersama demi kemajuan bangsa dan negara. (Baca: Lelucon Din Syamsudin Soal Ibu Negara Prabowo)
Muhammadiyah juga menyerukan agar kedua kubu yang saling berhadapan selama pemilihan presiden menggelar rekonsiliasi nasional. "Yang menang merangkul yang kalah dan yang kalah harus menghormati yang menang," katanya. Rekonsiliasi juga tetap penting untuk dilakukan meski kedua kubu merasa tidak pernah ada perseteruan. "Mempererat silaturahmi kan tidak ada salahnya," kata Din melanjutkan.
AHMAD RAFIQ
Terpopuler:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Putusan MK, 100 Ribu Massa Pro-Prabowo Geruduk MK
Pencoblosan Ulang Tak Ubah Kemenangan Jokowi-JK
Mundurnya Karen Disebut Fenomena Gunung Es BUMN