TEMPO.CO, Jakarta - Baru sepekan masuk pasar Jakarta, perusahaan jasa taksi Uber telah menuai kontroversi karena tak mengantongi izin operasional. Namun, hal tersebut tak menghalangi Uber menerobos pasar transportasi di Jakarta yang telah didominasi nama-nama besar seperti Bluebird dan Express.
Manajer Regional Asia Tenggara Uber Mike Brown mengatakan sejak diluncurkan di San Fransisco lima tahun lalu, Uber terus meningkatkan kualitasnya. Brown mengklaim penerimaan Uber di kota baru menjadi semakin cepat, termasuk di Jakarta.
“Penerimaan masyarakat Jakarta akan layanan kami lebih cepat secara signifikan dibanding kota-kota besar lain di Amerika Serikat dan Eropa,” kata Brown pada 18 Agustus 2014, sebagaimana dilansir Wall Street Journal. Brown menolak menyebut secara rinci sudah berapa orang di Jakarta yang menjadi pelanggan layanan Uber sejak soft launching pada Juni lalu.
Perusahaan ini menolak menyebut diri sebagai perusahaan taksi. Uber menyediakan jasa untuk menghubungkan pelanggan dan pemilik mobil yang dikelola secara canggih melalui situs Internet dan aplikasi di ponsel pintar. Selain itu, keunggulan Uber lainnya adalah menyediakan barisan armada yang terdiri atas merek-merek mewah, seperti Toyota Camry, Alphard, hingga Mercedes Benz S-Class.
Meski demikian, jalan Uber untuk mendominasi pasar layanan transportasi privat di Jakarta tidaklah mulus. Perusahaan taksi besar lainnya, seperti Bluebird, telah memiliki reputasi baik di Indonesia. Bluebird juga telah mengembangkan aplikasi pemesanan taksi dalam jaringan.
Humas Bluebird Teguh Wijayanto mengatakan Bluebird telah memiliki layanan berupa taxi mobile reservation. Ini merupakan sistem pemesanan online yang telah dikembangkan Bluebird di lima kota besar, yakni Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Bali. “Aplikasi ini tersedia di berbagai platform, mulai dari Android, Microsoft, IOS, hingga Blackberry,” ujar Teguh yang dihubungi Tempo pada Rabu, 20 Agustus 2014.
Bila salah satu keunggulan Uber adalah pelanggan dapat membayar dengan kartu kredit, sistem serupa sudah diterapkan Bluebird sejak lama. Menurut Teguh, taksi regular Bluebird juga dapat menerima pembayaran dengan uang tunai, voucher, juga kartu kredit. Namun, Teguh tak mau berkomentar tentang pesaing barunya itu. “Silakan hubungi Organda Jakarta unit taksi kalau ingin tahu sikap kami tentang kehadiran Uber,” kilah Teguh.
Pada momen yang bertepatan, perusahaan taksi Express Group pun telah meluncurkan aplikasi baru pemesanan taksi bernama Express Now. “Kami berharap bisa memberikan layanan pemesanan taksi Express dengan cepat, mudah, dan nyaman langsung dari gadget mereka," kata Direktur Keuangan PT Express Transindo Utama Tbk David Santoso dalam siaran pers, Rabu, 20 Agustus 2014.
Selain perusahaan taksi, aplikasi jasa yang melayani pemesanan taksi online juga telah berkembang di Indonesia, seperti aplikasi Easy Taxi dan Grab Taxi. Kedua aplikasi ini bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan taksi nasional. Dengan aplikasi tersebut, pelanggan dapat melacak keberadaan taksi sejak dipesan hingga sampai di tujuan.
Brown optimistis perusahaannya tetap mendapat tempat di Jakarta. Poin utama yang ditawarkan Uber adalah berkendara menggunakan mobil mewah dengan harga yang sama. Perusahaan lain seperti Bluebird telah menyediakan layanan dengan jenis mobil yang lebih mewah, tetapi mematok harga lebih tinggi. Di sini Uber lebih unggul karena menyediakan mobil mewah, tetapi tetap memulai tarif dasar dari Rp 7 ribu.
Meski masih diperbincangkan karena mendapat sentilan dari Wakil Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama kemarin, Uber terus berencana menjalin kerja sama dengan perusahaan mobil rental. Segera, layanan ini juga akan hadir hingga Jawa Barat.
THE WALL STREET JOURNAL | MOYANG KASIH DEWIMERDEKA
Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Kiai Pro-Prabowo: Jika Tidak PSU, MK Cacat
Tiga Kader Golkar Gugat Ical Rp 1 Triliun
Candi Borobudur Disebut Jadi Target Teror ISIS